Robinson adalah putra ketiga dalam keluarga kelas menengah, manja dan tidak terlatih untuk keahlian apa pun. Sejak kecil, ia memimpikan perjalanan laut. Saudara laki-laki pahlawan meninggal, sehingga keluarga tidak mau mendengar tentang membiarkan putra terakhir pergi ke laut. Ayahnya memintanya untuk berjuang demi kehidupan yang sederhana dan bermartabat. Pantang akan menyelamatkan orang waras dari perubahan nasib yang jahat.
Namun, pemuda itu tetap melaut.
Badai, minuman pelaut, kemungkinan kematian dan keselamatan yang bahagia - semua ini dipenuhi oleh sang pahlawan dan sudah berlimpah di minggu-minggu pertama perjalanan. Di London, ia bertemu dengan kapten kapal yang sedang menuju Guinea. Kapten itu dijiwai dengan perasaan ramah untuk seorang kenalan baru dan mengundang dia untuk menjadi "teman dan temannya." Kapten tidak mengambil uang dari teman barunya dan tidak membutuhkan pekerjaan. Tapi tetap saja, sang pahlawan belajar beberapa pengetahuan bahari dan memperoleh keterampilan kerja manual.
Kemudian, Robinson pergi ke Guinea sendirian. Kapal itu disita oleh corsair Turki. Robinson berubah dari seorang pedagang menjadi "budak yang menyedihkan" di kapal perampok. Setelah pemilik mengendurkan kewaspadaannya dan pahlawan kita berhasil melarikan diri dengan bocah Ksuri.
Perahu buronan memiliki persediaan kerupuk dan air tawar, peralatan, senjata dan mesiu. Mereka akhirnya dijemput oleh kapal Portugis yang mengangkut Robinson ke Brasil. Detail menarik yang berbicara tentang kebiasaan waktu itu: "kapten bangsawan" membeli perahu panjang dan "Ksuri yang setia" dari sang pahlawan. Namun, penyelamat Robinson berjanji dalam sepuluh tahun - "jika dia menerima agama Kristen" - untuk mengembalikan kebebasan bocah itu.
Di Brazil, sang pahlawan membeli tanah untuk perkebunan tembakau dan tebu. Dia bekerja keras, tetangga penanam rela membantunya. Tapi keinginan untuk mengembara dan mimpi kekayaan kembali memanggil Robinson ke laut. Menurut standar moralitas modern, bisnis yang dimulai oleh Robinson dan teman-teman penanamnya tidak manusiawi: mereka memutuskan untuk melengkapi kapal untuk membawa budak kulit hitam ke Brasil. Perkebunan membutuhkan budak!
Kapal itu terjebak dalam badai dahsyat dan karam. Dari seluruh kru, hanya Robinson yang keluar di darat. Ini adalah sebuah pulau. Apalagi jika dilihat dari atas bukit, tidak berpenghuni. Takut binatang liar, pahlawan menghabiskan malam pertama di pohon. Di pagi hari, dia senang menemukan bahwa air pasang telah mendorong kapal mereka mendekati pantai. Renang Robinson sampai ke sana, membangun rakit dan memuat di atasnya "segala sesuatu yang diperlukan untuk hidup": persediaan makanan, pakaian, alat pertukangan, senjata, tembakan dan mesiu, gergaji, kapak dan palu.
Keesokan paginya, pertapa tanpa disadari pergi ke kapal, bergegas mengambil apa pun yang dia bisa, sampai badai pertama menghancurkan kapal itu berkeping-keping. Di pantai, seorang pedagang yang hemat dan cerdas membangun tenda, menyembunyikan makanan dan bubuk mesiu di dalamnya dari matahari dan hujan, dan akhirnya membuat tempat tidur untuk dirinya sendiri.
Seperti yang telah dia ramalkan, badai menerjang kapal dan tidak ada hal lain yang menguntungkan.
Robinson tidak tahu berapa lama dia harus menghabiskan waktu di pulau itu, tetapi hal pertama yang dia lakukan adalah mengatur perumahan yang aman dan terjamin. Dan pastikan untuk berada di tempat untuk melihat laut! Lagi pula, hanya dari sana seseorang dapat mengharapkan keselamatan. Robinson mendirikan tenda di tebing batu yang lebar, menutupinya dengan palisade dari batang runcing yang kuat yang didorong ke tanah. Di kedalaman batu, dia membuat ruang bawah tanah. Pekerjaan ini memakan waktu berhari-hari. Pada badai petir pertama, pedagang yang bijaksana menuangkan bubuk mesiu ke dalam tas dan kotak terpisah dan menyembunyikannya di tempat yang berbeda. Dia juga menghitung berapa banyak bubuk mesiu yang dia miliki: dua ratus empat puluh pound. Robinson terus menghitung segalanya.
Penduduk pulau pertama-tama berburu kambing, lalu menjinakkan seekor kambing - dan segera dia sudah terlibat dalam peternakan sapi, memerah susu kambing, dan bahkan membuat keju.
Butir jelai dan beras secara tidak sengaja dituangkan ke tanah dengan debu dari kantong. Penduduk pulau itu berterima kasih kepada Penyelenggaraan Ilahi dan mulai menaburi ladang. Beberapa tahun kemudian, dia sudah panen. Di dataran pulau, ia menemukan melon dan anggur. Dia belajar membuat kismis dari buah anggur. Menangkap kura-kura, berburu kelinci.
Pada pilar besar, pahlawan membuat takik setiap hari. Ini adalah kalender. Karena ada tinta dan kertas, Robinson membuat buku harian untuk "menenangkan jiwaku dengan cara tertentu". Dia menjelaskan secara rinci studi dan pengamatannya, mencoba menemukan dalam hidup tidak hanya keputusasaan, tetapi juga penghiburan. Buku harian ini adalah semacam skala pulau baik dan jahat.
Setelah sakit parah, Robinson mulai membaca Kitab Suci setiap hari. Kesepiannya dibagikan oleh hewan yang masih hidup: anjing, kucing, dan burung beo.
Mimpi yang berharga tetap untuk membangun sebuah perahu. Bagaimana jika Anda bisa sampai ke daratan? Untuk waktu yang lama, seorang pria keras kepala memahat kue dari pohon besar. Tapi dia tidak memperhitungkan bahwa pai itu sangat berat! Jadi tidak mungkin untuk meluncurkannya ke dalam air. Robinson memperoleh keterampilan baru: memahat pot, menganyam keranjang, membuat setelan bulu untuk dirinya sendiri: celana panjang, jaket, topi ... Dan bahkan payung!
Beginilah dia digambarkan dalam ilustrasi tradisional: ditumbuhi janggut, dalam pakaian berbulu buatan sendiri dan dengan burung beo di bahunya.
Pada akhirnya, mereka berhasil membuat perahu dengan layar dan meluncurkannya ke air. Untuk perjalanan jauh, tidak ada gunanya, tetapi Anda dapat melewati pulau yang agak besar melalui laut.
Suatu hari Robinson melihat jejak kaki telanjang di pasir. Dia takut dan duduk di "benteng" selama tiga hari. Bagaimana jika mereka kanibal, pemakan daging manusia? Biarkan mereka tidak makan, tetapi orang-orang biadab dapat merusak tanaman dan membubarkan kawanan.
Untuk mengkonfirmasi kecurigaannya yang paling mengerikan, keluar dari persembunyiannya, dia melihat sisa-sisa pesta kanibal.
Penduduk pulau masih khawatir. Suatu ketika dia berhasil menangkap kembali seorang pemuda liar dari para kanibal. Itu pada hari Jumat - itulah yang disebut Robinson sebagai pria yang diselamatkan. Friday terbukti menjadi murid yang cakap, pelayan yang setia, dan pendamping yang baik. Robinson mulai mendidik orang biadab, pertama-tama mengajarkan tiga kata: "tuan" (artinya dirinya sendiri), "ya" dan "tidak". Dia mengajarkan hari Jumat untuk berdoa "kepada Tuhan yang benar, bukan kepada" orang tua Bunamuki yang tinggal tinggi di gunung.
Selama bertahun-tahun, bekas pulau tak berpenghuni itu tiba-tiba mulai dikunjungi orang: mereka berhasil merebut kembali ayah Friday dan seorang tawanan Spanyol dari para biadab. Sebuah tim perusuh dari kapal Inggris membawa seorang kapten, asisten dan penumpang ke pembalasan. Robinson mengerti: ini adalah kesempatan untuk keselamatan. Dia membebaskan kapten dan rekan-rekannya, bersama-sama mereka berurusan dengan penjahat.
Dua konspirator utama menggantung dari halaman, dan lima lagi tertinggal di pulau itu. Mereka diberi bekal, peralatan dan senjata.
Pengembaraan 28 tahun Robinson selesai: pada 11 Juni 1686, ia kembali ke Inggris. Orang tuanya sudah lama meninggal. Setelah pergi ke Lisbon, ia mengetahui bahwa selama ini perkebunan Brasilnya dikelola oleh seorang pejabat dari perbendaharaan. Semua pendapatan untuk periode ini dikembalikan ke pemilik perkebunan. Pelancong kaya merawat dua keponakannya, dan yang kedua ditunjuk sebagai pelaut.
Pada usia enam puluh satu, Robinson menikah. Dia memiliki dua putra dan seorang putri yang tumbuh dewasa.
1c383cd30b7c298ab50293adfecb7b18
Sejak kecil, Robinson memimpikan perjalanan laut. Dia adalah anak bungsu dalam keluarga dan tidak membutuhkan rasionalitas. Sang ayah, seorang pria yang tenang dan terukur, membujuk putranya untuk berubah pikiran dan mulai menjalani kehidupan sederhana yang biasa. Tetapi nasihat ayah dan ibu tidak membantu, dan pada bulan September 1651 sang pahlawan berlayar ke London.
Sejak awal perjalanan laut, kapal mengalami beberapa badai. Kapal tenggelam, dan kapal mengambil kru. Tes semacam itu tidak menghentikan Robinson. Di London, ia bertemu dengan seorang kapten berpengalaman, yang membawanya dalam perjalanan ke Guinea dan bahkan mengajarinya keterampilan angkatan laut. Kembali ke Inggris, Robinson memutuskan untuk melakukan perjalanan independen ke Guinea. Namun ekspedisi ini sangat tidak berhasil. Kapal disita perampok. Robinson adalah seorang pelayan kapten kapal bajak laut selama dua tahun. Pahlawan memutuskan untuk melarikan diri, bersama dengan anak laki-laki Ksuri mereka menculik perahu.
Selama perjalanan, mereka dijemput oleh kapal Portugis. Kapten kapal setuju untuk membawa Robinson ke Brasil. Di sana sang pahlawan berhenti total, ia bahkan memperoleh perkebunan untuk menanam tembakau. Tapi kemudian keberadaan yang begitu tenang mulai mengingatkannya pada rumah orang tuanya. Keinginan untuk melakukan perjalanan baru membuat Robinson melanggar aturan ini.
Alasan ekspedisi baru datang dengan sendirinya, para pekebun ingin mendapatkan budak untuk bekerja. Tetapi sangat mahal untuk mengangkutnya dari Afrika. Oleh karena itu, sebuah kapal sedang diperlengkapi ke Guinea. Robinson berlayar di atasnya sebagai juru tulis kapal. Kapal terjebak dalam badai hebat, seluruh awak tewas. Hanya Robinson yang melempar pulau tak berpenghuni ke darat.
Malam pertama dia tidur di pohon. Pada hari kedua, dia menemukan rakit di mana tim mencoba melarikan diri dan, dengan mengorbankan nyawanya sendiri, membawanya ke pulau. Pahlawan juga menemukan kapalnya yang rusak tidak jauh dari pantai, dia berenang di sana 12 kali untuk hal-hal yang paling berguna - peralatan, bubuk mesiu, makanan, pakaian. Pada malam hari, badai baru tidak meninggalkan apa pun dari kapal.
Pada awalnya, perhatian utama Robinson adalah pembangunan perumahan. Dia menemukan tempat terbuka dan membangun tenda di sana. Pahlawan mencoba bertahan hidup dengan segala cara yang tersedia. Dia menguasai pertanian. Dia berburu kambing, dan kemudian mengubahnya menjadi hewan peliharaan. Karena Robinson benar-benar tersesat dalam waktu, dia membuat semacam kalender dari sebuah pilar, di mana dia menandai setiap hari yang dia jalani. Kemudian Robinson menderita demam, dia bahkan membaca doa pertobatan untuk bertahan hidup.
Setelah gempa, pahlawan memindahkan gubuknya ke pantai, masih berharap untuk melarikan diri dari kapal acak. Kemudian Robinson memutuskan untuk membangun perahu untuk mencapai daratan. Selama beberapa bulan dia membuat kue dari pohon besar, tetapi dia gagal meluncurkannya. Dia menjahit sendiri jas bulu, bahkan membuat dirinya sendiri payung dari hujan dan matahari.
Suatu hari, Robinson menemukan jejak kaki manusia di pasir. Temuan ini sangat membuatnya takut. Dia curiga bahwa ini mungkin orang-orang biadab yang akan menghancurkan rumah dan persediaannya atau memakannya. Robinson telah hidup dalam ketakutan selama dua tahun, melihat dengan hati-hati ke laut, dari sanalah orang-orang biadab datang.
Entah bagaimana kanibal liar datang ke pulau itu untuk merayakan pesta kanibalisme mereka, tetapi tawanan mereka lolos. Robinson membunuh pengejarnya. Orang yang diselamatkan menjadi pendamping nyata bagi Robinson. Pahlawan memanggilnya Jumat. Robinson mengajarinya berbicara bahasa Inggris. Menurut cerita hari Jumat, orang-orang Spanyol dari kapal yang tenggelam itu tinggal di daratan dengan sesama anggota sukunya. Kawan-kawan bahkan berencana untuk membebaskan mereka. Rencana tersebut terganggu ketika orang-orang biadab mengantarkan ayah Friday dan orang Spanyol itu ke pulau itu untuk dihukum. Robinson dan Friday membebaskan mereka.
Pengunjung baru mengunjungi pulau itu seminggu kemudian. Para pelaut kapal Inggris memutuskan untuk membunuh kapten mereka di pulau itu. Robinson membebaskan mereka dengan membunuh penjahat. Kapten setuju untuk membawa Robinson ke Inggris. Perjalanan 28 tahun hampir berakhir. Orang tua pahlawan sudah lama meninggal. Ia menjadi orang kaya berkat penghasilan dari perkebunan di Brasil. Pahlawan menikah dengan sukses, ia memiliki seorang putra dan putri.
Sejak kecil, Robinson bermimpi bepergian. Orang tua sebisa mungkin membujuknya untuk tidak melaut. Mereka sudah kehilangan dua putra. Salah satu saudara Robinson tewas dalam pertempuran dengan Spanyol, yang kedua hilang. Namun terlepas dari segalanya, pada 1 September 1651, Robinson Crusoe berlayar dari Hull ke London.
Hari pertama pelayaran ditandai dengan badai dahsyat, yang membangkitkan penyesalan dalam jiwa Robinson. Tetapi minum dengan pelaut lain dengan cepat membebaskannya dari perasaan ini. Badai itu berulang seminggu kemudian. Kapal itu tenggelam. Para kru secara ajaib melarikan diri dengan perahu. Namun Robinson tidak mengurungkan niatnya untuk menjadi seorang pelaut.
Sebagai teman kapten, Robinson berlayar dengan kapal lain ke Guinea. Selama perjalanan, ia memperoleh beberapa pengetahuan tentang urusan maritim dan segera berangkat sendiri ke Guinea. Ekspedisi tidak berhasil. Kapal itu ditangkap oleh corsair Turki, dan Robinson harus melalui jalur tes. Dari seorang saudagar yang sukses, ia berubah menjadi seorang budak. Hanya dua tahun kemudian dia berhasil melarikan diri. Dia dijemput oleh kapal Portugis menuju Brasil.
Di Brasil, dia benar-benar tenang. Menghancurkan perkebunan tebu dan tembakau. Bisnisnya berkembang dengan baik, tetapi hasratnya untuk bepergian tidak meninggalkannya.
Perkebunan tidak memiliki cukup pekerja, dan Robinson dan rekan penanamnya memutuskan untuk diam-diam membawa budak dari Guinea dengan kapal dan di sini mereka akan dibagi di antara mereka sendiri. Robinson sendiri seharusnya memenuhi peran juru tulis kapal dan bertanggung jawab atas pembelian orang kulit hitam. Dan para tetangga berjanji untuk menjaga perkebunannya saat dia tidak ada. Pada tanggal 1 September 1659, ia berlayar. Dua minggu kemudian, Robinson yang terdampar dan selamat secara ajaib menemukan dirinya di pantai pulau. Dia segera menyadari bahwa pulau itu tidak berpenghuni. Setelah mencapai kapalnya, yang hanyut ke pantai oleh air pasang, ia memuat ke atas rakit segala sesuatu yang mungkin ia perlukan untuk hidup di pulau itu. Setelah mengunjungi kapal beberapa kali, dia membawa persediaan makanan, bubuk mesiu, peralatan dan barang-barang lain yang diperlukan di atas rakit.
Robinson mengatur perumahan yang aman dan terjamin di lereng bukit. Mendirikan pertanian dan peternakan, membuat kalender, membuat takik di tiang. Bersamanya tinggal tiga kucing, seekor anjing dari kapal dan seekor burung beo yang bisa berbicara. Dia membuat buku harian pengamatannya menggunakan kertas dan tinta dari kapal. Jadi, dalam kekhawatiran sehari-hari dan menunggu keselamatan, Robinson menghabiskan beberapa tahun di pulau itu. Usahanya untuk membangun perahu dan berlayar dari pulau berakhir dengan kegagalan.
Dalam satu dan berjalan Robinson melihat jejak kaki di pasir. Khawatir bahwa ini adalah jejak kanibal biadab, dia tidak meninggalkan bagian pulau itu selama dua tahun, dan hidupnya berangsur-angsur kembali ke jalurnya yang biasa.
Dua puluh tiga tahun telah berlalu sejak hari dia tiba di pulau itu. Dia masih menunggu keselamatan. Kesepian membuatnya sedih, dan dia membuat rencana licik. Memutuskan untuk menyelamatkan orang biadab yang ditakdirkan untuk dibantai dan menemukan teman dan pendamping di wajahnya. Setelah satu setengah tahun lagi, dia berhasil.
Kehidupan Robinson dipenuhi dengan kekhawatiran baru. Dia menamai orang biadab yang diselamatkan itu Friday. Dia terbukti menjadi teman yang setia dan murid yang cakap. Robinson mengajarinya cara memakai pakaian, berbicara bahasa Inggris, dan menghilangkan kebiasaan biadabnya. Friday memberi tahu Robinson bahwa tujuh belas tawanan Spanyol tinggal di daratan. Mereka memutuskan untuk membuat kue dan menyelamatkan para tawanan. Tapi rencana mereka terganggu oleh orang-orang biadab yang membawa ayah Friday dan salah satu orang Spanyol ke pulau itu. Robinson dan Friday membebaskan mereka dan mengirim mereka ke daratan. Seminggu kemudian, tamu baru muncul di pulau itu. Awak kapal memutuskan untuk berurusan dengan kapten mereka, asistennya dan penumpang kapal. Robinson menyelamatkan mereka dan bersama-sama mereka berurusan dengan penjahat. Robinson meminta untuk mengantarkan mereka bersama Friday ke Inggris.
(2
perkiraan, rata-rata: 5.00
dari 5)
Komposisi lainnya:
- Tokoh utama buku D. Defoe bernama Robinson Crusoe. Pewaris dari seorang ayah yang kaya raya, sejak usia delapan belas tahun ia mengalami banyak kesulitan. Dia selalu memikirkan laut, tetapi ayahnya sangat melarang petualangan laut dan bahkan mengutuknya ketika Robinson memutuskan untuk pergi ke laut. Robinson Baca Selengkapnya ......
- Dalam karya D. Defoe "Robinson Crusoe" tokoh utamanya adalah Robinson Crusoe, yang tetap menjadi manusia dalam kondisi sulit. Sejak kecil, Robinson tertarik ke laut, dan dia bermimpi menjadi seorang pelaut, tetapi ayahnya ingin dia menjadi hakim dan karena itu mengutuk putranya. Robinson Baca Selengkapnya ......
- Hampir setiap orang memiliki aspirasi dan tujuan hidup mereka sendiri, rencana dan cara yang disarankan untuk mengimplementasikannya. Seseorang berjuang untuk kekuasaan, seseorang tertarik dengan uang dan kekayaan, seseorang mengabdikan hidup mereka untuk membesarkan anak-anak. Namun terkadang semua rencana tiba-tiba runtuh, Read More ......
- Daniel Defoe menulis lebih dari 500 karya dalam hidupnya, termasuk tujuh novel. Tetapi salah satu dari mereka membuatnya terkenal di dunia - “The Life and Extraordinary Adventures of Robinson Crusoe, seorang pelaut dari York, yang hidup dua puluh delapan tahun sendirian di Read More ......
- Plot buku oleh D. Defoe didasarkan pada kisah pelaut Skotlandia Alexander Selkirh, yang tinggal di sebuah pulau terpencil sendirian selama 4 tahun dan 4 bulan. O. Selkirch adalah prototipe dari R. Crusoe. Prototipe adalah orang nyata yang menjadi penulis Read More ......
- Saya mulai membaca buku lebih awal. Kadang-kadang mereka mengambil terlalu banyak waktu luang dari saya, tetapi mereka memberi saya lebih banyak sebagai balasannya. Dunia di sekitar saya, rahasia alam, saya pelajari dari buku. Beberapa kali saya membaca kembali halaman-halaman novel yang indah karya penulis Inggris Daniel Defoe “Robinson Read More ......
- Novel oleh penulis Inggris Daniel Defoe (1660 -1731) "Kehidupan, petualangan luar biasa dan luar biasa dari Robinson Crusoe ..." adalah salah satu karya sastra dunia yang paling banyak dibaca. Ketertarikan terhadapnya tidak mengering baik di pihak pembaca maupun di pihak peneliti novel bahasa Inggris Read More ......
- Robinson melarikan diri dari rumah. (Robinson adalah putra ketiga dalam keluarga, sayang, sejak kecil kepalanya penuh dengan "segala macam omong kosong" - mimpi pelayaran laut. Di kapal tempat ayah temannya adalah kapten, ia berlayar dari Hull ke London. Kapal tenggelam, Baca Selengkapnya .. ....
Kapal tempat Robinson Crusoe melakukan perjalanan jatuh saat badai: kandas. Seluruh kru tewas, kecuali satu pelaut. Itu adalah Robinson Crusoe, yang terlempar ke pulau terpencil oleh gelombang.
Kisah novel ini diriwayatkan atas nama protagonis. Ini menceritakan bagaimana Robinson Crusoe dapat menyelamatkan barang-barang yang dia butuhkan dari kapal, bagaimana dia dikejutkan oleh pemikiran: jika tim tidak takut badai dan meninggalkan kapal, semua orang akan selamat.
Pertama-tama, saya meletakkan di rakit semua papan yang saya temukan di kapal, dan di atasnya saya meletakkan tiga peti pelaut, memecahkan kunci mereka sebelumnya dan mengosongkannya. Setelah menimbang dengan baik barang mana yang saya butuhkan, saya memilihnya dan mengisi ketiga kotak itu. Di salah satunya saya buat bekal makanan: nasi, kerupuk, keju Belanda tiga kepala, dendeng kambing lima potong besar yang menjadi makanan utama di kapal, dan sisa biji-bijian untuk ayam, yang kami ambil. dengan kami dan makan untuk waktu yang lama. ada jelai dicampur dengan gandum; sangat disayangkan, kemudian ternyata tikus merusaknya ...
Setelah pencarian yang lama, saya menemukan kotak tukang kayu kami, dan itu adalah penemuan berharga yang tidak akan saya berikan pada waktu itu untuk satu kapal emas utuh. Saya meletakkan kotak ini di atas rakit tanpa melihat ke dalamnya, karena saya tahu kira-kira alat apa yang ada di dalamnya.
Sekarang saya harus menyimpan senjata dan amunisi. Di ruang penyimpanan saya menemukan dua senapan berburu yang luar biasa dan dua pistol, yang saya bawa ke rakit bersama dengan beberapa termos bubuk, sekantong kecil peluru dan dua pedang tua berkarat. Saya tahu ada tiga barel mesiu di kapal, tapi saya tidak tahu di mana penembak kami menyimpannya1. Tapi, terlihat baik, saya menemukan ketiganya: satu basah, dan dua benar-benar kering, dan saya menyeret mereka ke rakit bersama dengan senjata ...
Sekarang saya harus menjelajahi lingkungan sekitar dan memilih tempat tinggal yang nyaman, di mana saya dapat memperbaiki properti saya tanpa takut hilang. Saya tidak tahu di mana saya berada: di benua atau pulau, di negara berpenduduk atau tidak berpenghuni; Saya tidak tahu apakah binatang buas itu mengancam saya atau tidak ...
Saya membuat penemuan lain: tidak ada sebidang tanah pertanian yang terlihat di mana pun - pulau itu, dengan semua indikasi, tidak berpenghuni, mungkin pemangsa tinggal di sini, tetapi sejauh ini saya belum melihat satu pun; tetapi ada banyak burung, bagaimanapun, sama sekali tidak saya kenal ...
Sekarang saya lebih khawatir tentang bagaimana melindungi diri saya dari biadab, jika seperti itu muncul, dan dari pemangsa, jika mereka ditemukan di pulau itu ...
Pada saat yang sama, saya ingin memenuhi beberapa persyaratan yang sangat penting bagi saya: pertama, area yang sehat dan air tawar, yang telah saya sebutkan, kedua, perlindungan dari panas, dan ketiga, keamanan dari pemangsa, baik dan berkaki empat, dan, terakhir, keempat, laut harus terlihat dari tempat tinggal saya, agar tidak kehilangan kesempatan untuk dibebaskan, jika Tuhan mengirim kapal, karena saya tidak ingin melepaskan harapan keselamatan .. .
Sebelum mendirikan tenda, saya berputar di depan ceruk dalam setengah lingkaran, sekitar sepuluh yard dalam radius, dan karena itu berdiameter dua puluh yard.
Dalam setengah lingkaran ini, saya mendorong pasak yang kuat dalam dua baris, mendorongnya begitu dalam sehingga berdiri kokoh seperti tumpukan. Saya mengasah ujung atas pasak ...
Saya tidak mendobrak pintu di pagar, tetapi menuangkan palisade dengan bantuan tangga pendek. Setelah memasuki kamar saya, saya naik tangga dan, merasa diri saya dipagari dengan andal dari seluruh dunia, saya bisa tidur nyenyak di malam hari, yang dalam kondisi lain, menurut saya, tidak mungkin. Namun demikian, ternyata kemudian, semua tindakan pencegahan terhadap musuh imajiner ini tidak diperlukan ...
Posisi saya tampaknya saya sangat sedih. Saya dilemparkan oleh badai yang mengerikan di sebuah pulau yang terletak jauh dari tujuan kapal kami dan beberapa ratus mil dari rute perdagangan, dan saya memiliki banyak alasan untuk percaya bahwa ini adalah penghakiman surga dan di sini, dalam kesendirian dan kesunyian ini. , saya harus mengakhiri hari-hari saya. Air mata yang melimpah mengalir di wajahku saat aku memikirkannya ...
Sepuluh atau dua belas hari berlalu, dan terpikir olehku, karena kekurangan buku, pena, dan tinta, aku akan lupa hari dan akhirnya berhenti membedakan antara hari kerja dan hari libur. Untuk mencegah hal ini, saya mendirikan sebuah pilar besar di tempat pantai di mana laut telah melemparkan saya, dan, setelah mencetak tulisan di papan kayu lebar dalam huruf: "Di sini saya melangkah ke darat pada tanggal 30 September 1659", memakukannya melintang ke tiang.
Pada pilar segi empat ini, saya masing-masing membuat takik dengan pisau; setiap hari ketujuh, dibuat dua kali lebih lama - ini berarti hari Minggu; Saya menandai hari pertama setiap bulan bahkan lebih lama dari Zarubin. Ini adalah bagaimana saya menyimpan kalender saya, mencatat hari, minggu, bulan dan tahun.
Juga tidak mungkin untuk tidak menyebutkan bahwa kami memiliki dua kucing dan seekor anjing di kapal - saya akan menceritakan pada waktunya sebuah kisah menarik tentang kehidupan hewan-hewan ini di pulau itu. Saya membawa kedua kucing ke pantai bersama saya; Sedangkan untuk anjing, dia sendiri yang melompat dari kapal dan mendatangi saya pada hari kedua setelah saya mengangkut muatan pertama saya. Dia adalah pelayan setia saya selama bertahun-tahun ...
Seperti yang telah disebutkan, saya mengambil pena, tinta, dan kertas dari kapal. Saya menyimpannya sebanyak yang saya bisa dan, sementara saya memiliki tinta, dengan hati-hati menuliskan semuanya, itu terjadi, ketika dia pergi, saya harus menyerahkan catatan, saya tidak tahu cara membuat tinta untuk diri saya sendiri dan tidak bisa berpikir mau diganti apa...
Waktunya telah tiba ketika saya mulai serius merenungkan situasi saya dan keadaan di mana saya menemukan diri saya, dan mulai menuliskan pikiran saya - bukan untuk menyerahkannya kepada orang-orang yang harus mengalami hal yang sama seperti saya (di sana hampir tidak banyak orang seperti itu ), tetapi untuk mengungkapkan segala sesuatu yang menyiksa dan menggerogoti saya, dan dengan ini, setidaknya sedikit untuk menenangkan jiwa saya. Dan betapa sulitnya bagi saya, pikiran saya perlahan mengatasi keputusasaan. Saya mencoba menghibur diri dengan kemampuan terbaik saya dengan pemikiran bahwa sesuatu yang lebih buruk bisa saja terjadi, dan menentang yang baik dengan yang jahat. Benar sekali, seolah-olah untung dan biaya, saya menuliskan semua masalah yang harus saya alami, dan di sebelahnya - semua kesenangan yang menjadi milik saya.
Saya terlempar ke sebuah pulau tak berpenghuni yang mengerikan dan saya tidak memiliki harapan keselamatan.
Saya akan dipilih dan dipisahkan dari seluruh dunia dan ditakdirkan ke gunung.
Saya berada di sela-sela semua umat manusia; Saya seorang pertapa, dibuang dari masyarakat manusia.
Saya memiliki sedikit pakaian, dan segera saya tidak akan memiliki apa pun untuk menutupi tubuh saya.
Saya tidak berdaya melawan serangan manusia dan hewan.
Saya tidak punya siapa-siapa untuk diajak bicara dan menenangkan diri.
Tapi saya hidup, saya tidak tenggelam, seperti semua rekan saya.
Tetapi saya dibedakan dari seluruh kru kami oleh fakta bahwa kematian hanya menyelamatkan saya, dan orang yang secara aneh menyelamatkan saya dari kematian akan menyelamatkan saya dari situasi yang suram ini.
Tetapi saya tidak mati kelaparan dan tidak mati di tempat terpencil ini, di mana seseorang tidak memiliki apa-apa untuk hidup.
Tetapi saya tinggal di iklim yang panas di mana saya hampir tidak akan mengenakan pakaian jika saya memilikinya.
Tetapi saya berakhir di sebuah pulau di mana Anda tidak dapat melihat hewan pemangsa seperti di pantai Afrika. Apa yang akan terjadi pada saya jika saya dilemparkan ke sana?
Tetapi Tuhan melakukan keajaiban dengan mengemudikan kapal kami begitu dekat ke pantai sehingga saya tidak hanya punya waktu untuk menimbun semua yang saya butuhkan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari saya, tetapi juga memiliki kesempatan untuk menyediakan makanan untuk diri saya sendiri selama sisa hari-hari saya.
Semua ini dengan tak terbantahkan membuktikan bahwa tidak mungkin ada situasi jahat seperti itu di dunia di mana tidak akan ada sesuatu yang baik di sebelahnya, yang harus disyukuri: pengalaman pahit seseorang, menderita kemalangan paling besar pada bumi, menunjukkan bahwa kita selalu memiliki penghiburan, yang dalam perhitungan kebaikan dan kejahatan harus dikapitalisasi. "
Perhatian Robinson Crusoe tertarik pada kanibal liar, yang membawa tahanan ke Pulau Robinson untuk upacara pengorbanan. Robinson memutuskan untuk menyelamatkan salah satu yang malang, sehingga pria ini akan menjadi penghibur dalam hidupnya yang sepi, dan juga, mungkin, pemandu untuk menyeberang ke daratan.
Suatu hari, kebahagiaan tersenyum pada Robinson: salah satu kanibal buas yang ditangkap melarikan diri dari algojo, yang mengejar tahanan.
Saya memastikan bahwa jarak di antara mereka semakin jauh dan ketika dia berhasil berlari seperti itu selama setengah jam lagi, mereka tidak akan menangkapnya.
Mereka dipisahkan dari kastil saya oleh sebuah teluk, yang saya sebutkan lebih dari sekali di awal cerita: teluk yang sama di mana saya ditambatkan dengan rakit saya ketika saya mengangkut Properti dari kapal kami. Saya melihat dengan jelas bahwa buronan itu harus berenang menyeberanginya, kalau tidak dia akan ditangkap. Memang, tanpa ragu-ragu, dia melemparkan dirinya ke dalam air, meskipun hanya ada anak sungai, dalam sekitar tiga puluh sapuan dia berenang melintasi teluk, naik ke tepi seberang dan, tanpa melambat, bergegas. Dari tiga pengejarnya, hanya dua yang bergegas ke air, dan yang ketiga tidak berani, oleh karena itu, tampaknya, dia tidak bisa berenang. Dia berdiri ragu-ragu di tepi sungai, menjaga dua lainnya, dan kemudian perlahan berjalan kembali.
Jadi seorang teman muncul di Robinson, yang dia beri nama Friday untuk menghormati hari dalam seminggu ketika peristiwa pembebasan tahanan terjadi.
Dia pria yang baik, tinggi, kekar, dengan lengan dan kaki lurus, kuat, dan tubuh yang berkembang dengan baik. Dia tampak berusia sekitar dua puluh enam tahun. Tidak ada yang liar atau kejam di wajahnya. Itu adalah wajah jantan dengan ekspresi lembut dan lembut orang Eropa, terutama ketika dia tersenyum. Rambutnya panjang dan hitam, tapi tidak keriting seperti bulu domba; dahinya tinggi dan lebar, matanya cerah dan berkilau; warna kulitnya tidak hitam, tetapi gelap, tetapi tidak kuning-merah, warna yang menjijikkan, seperti orang Indian Brasil atau Virginian, melainkan zaitun, sangat menyenangkan mata, meskipun sulit untuk dijelaskan. Wajahnya bulat dan penuh, hidungnya kecil, tapi sama sekali tidak pesek, seperti orang negro. Selain itu, ia memiliki mulut yang jelas dengan bibir tipis dan bentuk yang teratur, putih, seperti gading, gigi yang sangat bagus.
Tidak ada orang lain, mungkin, yang memiliki pelayan yang begitu penyayang, setia, dan setia seperti hari Jumatku: tidak marah, tidak keras kepala, tidak juga tidak mementingkan diri sendiri; selalu baik dan membantu, dia bersandar padaku seperti ayahnya sendiri. Saya yakin jika dia harus, dia akan memberikan hidupnya untuk saya. Dia membuktikan kesetiaannya lebih dari sekali, dan karenanya: segera keraguan sekecil apa pun menghilang dari saya, dan saya yakin bahwa saya tidak memerlukan peringatan sama sekali.
Namun, Robinson Crusoe adalah orang yang protektif: dia tidak segera bergegas ke kapal yang ditambatkan dari kapal ke pantai.
Di antara 11 orang, tiga adalah tahanan, yang mereka putuskan untuk mendarat di pulau ini. Robinson mengetahui dari para tahanan bahwa itu adalah kapten, asistennya, dan satu penumpang; kapal ditangkap oleh pemberontak, dan kapten mempercayakan Robinson dengan peran pemimpin dalam perang melawan pemberontak. Sementara itu, kapal lain mendarat di pantai - bersama para perompak. Selama pertempuran, beberapa pemberontak mati, sementara yang lain tampaknya tim Robinson.
Hal ini membuka peluang bagi Robinson untuk pulang.
Saya memutuskan untuk tidak membiarkan kelima sandera yang duduk di gua pergi ke mana pun. Dua kali sehari, Jumat memberi mereka makanan dan minuman; dua tahanan lainnya membawa makanan ke tempat tertentu, dan dari sana Friday menerima mereka. Saya menampakkan diri kepada kedua sandera itu, ditemani oleh kapten. Dia mengatakan kepada mereka bahwa saya adalah orang kepercayaan gubernur, saya dipercaya untuk menjaga para tahanan, tanpa izin saya mereka tidak punya hak untuk pergi ke mana pun dan pada ketidaktaatan pertama mereka akan dibelenggu dan dimasukkan ke dalam kastil ...
Sekarang kapten bisa dengan bebas melengkapi dua perahu, memperbaiki lubang di salah satunya dan mengambil tim untuk mereka. Dia mengangkat penumpangnya sebagai komandan satu perahu dan memberinya empat orang, sementara dia sendiri, dengan asistennya dan lima pelaut, naik ke perahu kedua. Mereka mengatur waktu dengan sangat tepat sehingga mereka tiba di kapal pada tengah malam. Ketika sudah mungkin untuk mendengar mereka dari kapal, kapten memerintahkan Robinson untuk memanggil kru dan mengatakan bahwa mereka telah membawa orang dan perahu dan bahwa mereka harus mencari mereka untuk waktu yang lama, dan juga memberi tahu mereka sesuatu. , hanya untuk mengalihkan perhatian dengan percakapan, dan sementara papan. Kapten dan rekannya yang pertama melarikan diri ke geladak dan merobohkan pasangan kedua dan tukang kayu kapal dengan popor senjata mereka. Dengan dukungan pelaut mereka, mereka menangkap semua orang di geladak dan geladak, dan kemudian mulai mengunci palka untuk menghentikan sisanya di bawah ...
Rekan kapten meminta bantuan, meskipun terluka, menerobos masuk ke kabin dan menembak kapten baru di kepala; peluru itu mengenai mulut dan meninggalkan telinga, membunuh pemberontak di tempat. Kemudian seluruh kru menyerah, dan tidak ada lagi darah yang tertumpah. Ketika semuanya selesai, kapten memerintahkan tujuh tembakan meriam untuk ditembakkan, seperti yang telah kami sepakati sebelumnya, untuk memberi tahu saya tentang penyelesaian kasus yang berhasil. Menunggu sinyal ini, saya merapat ke darat hingga pukul dua dini hari. Bisa dibayangkan betapa senangnya saya mendengarnya.
Setelah mendengar dengan jelas ketujuh tembakan itu, saya berbaring dan, lelah hari ini dengan kecemasan, tertidur lelap. Guntur tembakan lain membangunkan saya. Saya langsung melompat dan mendengar seseorang memanggil saya: "Gubernur, Gubernur!" Saya segera mengenali suara kapten. Dia berdiri di atas benteng saya, di atas bukit. Saya dengan cepat mendekatinya, dia meremas saya di lengannya dan, sambil menunjuk ke kapal, meleset:
- Sahabat dan penyelamatku, ini kapalmu! Dia adalah milikmu dengan segala sesuatu yang ada pada mereka, dan dengan kita semua.
Jadi saya meninggalkan pulau itu pada tanggal 19 Desember 1686, menurut catatan kapal, setelah tinggal di sana selama dua puluh delapan tahun, dua bulan dan sembilan belas hari. Dari penangkaran kedua ini, saya dibebaskan pada tanggal yang sama saat saya melarikan diri saat peluncuran dari Salek Moors.
Setelah perjalanan panjang melalui laut, saya tiba di Inggris pada tanggal 11 Juni 1687, telah absen selama tiga puluh lima tahun.
Meriam adalah orang yang memelihara meriam.
Diterjemahkan oleh E. Krizhevich
Memuat ...