Mitos global tentang HIV dan AIDS adalah konspirasi global atau bahaya mematikan. Pengakuan para ilmuwan tentang keberadaan HIV. Apakah HIV benar-benar tipuan dan tidak lebih? Apakah virus HIV benar-benar ada?

Asli diambil dari alexandr_palkin dalam HIV - metode legal untuk memusnahkan orang dengan menolak pengobatan untuk penyakit mereka yang sebenarnya

Asli diambil dari tipaeto V Melawan segala rintangan

Benarkah HIV itu tidak ada?

Ada orang yang bersikukuh bahwa HIV tidak ada, dan AIDS hanyalah sebuah penyakit kompleks yang diketahui disebabkan oleh virus. faktor yang diketahui dan secara umum semua ini adalah tipuan terbesar abad ke-20.

Melawan segala rintangan

Tampaknya seluruh dunia ilmiah akan setuju dengan dogma yang ada infeksi virus, yang pasti mengarah pada sindrom imunodefisiensi didapat dan kematian yang tak terelakkan.

Namun ada ahli yang posisinya berbeda. Mereka dengan tegas tidak menerima sifat virus dari AIDS, dan percaya bahwa virus immunodeficiency itu dibuat-buat, dan AIDS sama sekali tidak seperti yang mereka pikirkan. Para ilmuwan ini disebut pembangkang HIV.

Mereka dituduh tidak bertanggung jawab karena memberikan harapan palsu akan keselamatan empat puluh juta orang yang mengidap virus tersebut. Terhadap serangan tersebut, mereka menjawab bahwa para ilmuwan seharusnya hanya bertanggung jawab untuk mencari kebenaran dan menganggap penyakit-penyakit tersebut di atas sebagai konspirasi apoteker yang ditujukan terhadap kemanusiaan.

Alasan keraguan

Di antara para pembangkang tersebut, yang paling terkenal adalah ahli virologi Peter Duesberg, yang bekerja di Universitas California (AS). Ia mengaku tidak akan takut sedetik pun jika dirinya terdiagnosis HIV, karena ia yakin penyakit tersebut tidak menyebabkan penyakit yang fatal dan tidak ada sama sekali.

Pada tahun 1980, ketika dunia mulai membicarakan AIDS, dia sudah menjadi ilmuwan terkenal. Ia digadang-gadang akan memenangkan Hadiah Nobel bidang Kedokteran, namun pada tahun 1987 ia dipermalukan karena menerbitkan artikel yang menyatakan bahwa HIV tidak ada. Sejak saat itu, karirnya menjadi sia-sia: mereka tidak memberinya penghargaan bergengsi, mereka berhenti mengalokasikan dana untuk penelitian kerja, mereka tidak mau jurnal ilmiah menerbitkan artikel, dan rekan-rekannya menyebutnya sebagai pengikut pseudosains.

Dursberg tidak menyerah, dan berdasarkan hasil penelitian pribadinya, ia menulis dua buku sekaligus, di mana ia mengungkapkan pendapatnya tentang keraguan hubungan antara HIV dan AIDS, dan semua buktinya dipalsukan.

Setelah ditemukannya virus tersebut, dia memiliki banyak keraguan. Sebagai seorang ahli yang unggul di bidangnya, ia mencatat bahwa ilmu pengetahuan tidak tahu apa-apa lagi tentang virus lain yang dapat diidentifikasi melalui antibodi dalam darah dan dapat menyebabkan penyakit fatal.

Dursberg menegaskan bahwa, seperti virus lainnya, HIV berkembang biak setiap hari, sehingga tahap laten penyakit ini akan berlangsung paling lama beberapa minggu. Namun para pembela virus ini mengatakan bahwa virus ini berkembang hingga sepuluh tahun, seperti halnya sirosis hati orang minum dan kanker paru-paru pada perokok.

Ilmuwan tersebut yakin bahwa HIV adalah hoax juga karena menurutnya aneh bahwa mayoritas pasiennya adalah laki-laki: pecandu narkoba suntikan dan homoseksual yang menggunakan afrodisiak dan psikotropika.
Dursberg memberikan banyak argumen serupa.

House of Numbers (Film Rumah Angka)

Penulis film tersebut, Brent Liong, melakukan penyelidikan independen mengenai apakah HIV menyebabkan AIDS, dan mengungkap semua jebakan penyakit paling misterius di abad ke-20. Penulis film ini mewawancarai para Pembangkang HIV dan Ortodoks HIV paling terkenal, termasuk penemu virus, Luc Montagnier, yang akan membuat Anda takjub dengan pengungkapannya. Saat Anda menonton, Anda akan melihat bahwa tidak ada seorang pun yang pernah melihat virus HIV, dan tidak ada bukti penularan seksual, dan orang yang diduga terinfeksi meninggal bukan karena virus tersebut, tetapi karena pengobatan.

Banyak ilmuwan terkenal yang termasuk dalam kelompok pembangkang AIDS, tetapi tidak ada yang mau mendengarkan mereka. Pada tahun 2000, Deklarasi Durban ditandatangani, yang secara resmi menetapkan konsep HIV sebagai penyebab AIDS. Dokumen tersebut ditandatangani oleh pimpinan organisasi penelitian terbesar, sebelas peraih Nobel dan perwakilan akademi ilmu pengetahuan.

Salah satu ilmuwan yang serius mencatat bahwa kita bahkan tidak bisa membiarkan kemungkinan bahwa para penentang ilmiah benar, karena hal ini sama saja dengan jika sekelompok orang menyatakan bahwa Bumi sebenarnya datar.

Selama beberapa waktu, banyak dokter yang dengan tulus menyatakan bahwa AIDS bukan penyakit penyakit virus dan infeksi tidak dapat terjadi melalui darah atau kontak seksual. Namun propaganda yang menguntungkan dan aktif, yang tidak diciptakan dengan tujuan melindungi masyarakat, mempersulit penyebaran informasi yang memadai. Akibatnya, penelitian yang dianggap objektif dihadirkan, kesehatan memburuk, dan kehidupan masyarakat hancur.

.

AIDS adalah tipuan global

Irina Mikhailivna Sazonova - seorang dokter dengan pengalaman tiga puluh tahun, penulis buku “HIV-AIDS: virus virtual atau provokasi abad ini” dan “AIDS: putusan dibatalkan”, penulis terjemahan buku oleh P. Duesberg “The Virus AIDS Fiktif” (Dr. Peter H. Duesberg “Menemukan virus AIDS,” Regnery Publishing, Inc., Washington, D.C.) dan “AIDS Menular: Apakah Kita Semua Telah Disesatkan?”(Dr. Peter H. Duesberg, AIDS Menular: Sudahkah Kita Disesatkan?, North Atlantic Books, Berkeley, California).

Sazonova memiliki banyak materi mengenai masalah ini, termasuk informasi ilmiah yang menyangkal teori “wabah abad ke-20”, yang diberikan kepadanya oleh ilmuwan Hongaria Antal Makk.

- Irina Mikhailovna, diketahui bahwa informasi pertama tentang “HIV-AIDS” yang merambah Uni Soviet datang pertama dari Elista, dan kemudian dari Rostov dan Volgograd. Selama seperempat abad terakhir, kita telah terancam oleh pandemi global atau terdorong oleh penemuan vaksin. Dan tiba-tiba buku Anda... Mengubah semua gagasan tentang AIDS. Apakah AIDS benar-benar sebuah tipuan medis dalam skala global?

Keberadaan virus HIV-AIDS dibuat “terbukti secara ilmiah” di Amerika Serikat sekitar tahun 1980. Setelah itu, banyak artikel bermunculan tentang topik ini. Namun meski begitu, akademisi Valentin Pokrovsky mengatakan semuanya masih perlu dipelajari dan diverifikasi. Saya tidak tahu bagaimana keluarga Pokrovsky mempelajari masalah ini lebih lanjut, tetapi dalam dua puluh lima tahun banyak yang mempelajarinya karya ilmiah, secara eksperimental dan klinis menyangkal teori virus tentang asal usul AIDS. Secara khusus, karya sekelompok ilmuwan Australia yang dipimpin oleh Eleni Papadopoulos, karya ilmuwan yang dipimpin oleh profesor California Peter Duesberg, ilmuwan Hongaria Antal Makk, yang bekerja di banyak negara di Eropa, Afrika dan mengepalai sebuah klinik di Dubai. Ada lebih dari enam ribu ilmuwan seperti itu di dunia. Mereka adalah spesialis terkenal dan berpengetahuan luas, termasuk peraih Nobel.

Akhirnya, fakta bahwa apa yang disebut human immunodeficiency virus belum pernah ditemukan diakui oleh “penemunya” - Luc Montagnier dari Perancis dan Robert Gallo dari Amerika. Namun demikian, penipuan dalam skala global terus berlanjut... Kekuatan dan uang yang sangat serius terlibat dalam proses ini. Antal Makk yang sama di Kongres Budapest pada tahun 1997 berbicara secara rinci tentang jalan menuju penciptaan otoritas Amerika Organisasi AIDS, yang mencakup banyak lembaga dan layanan pemerintah dan non-pemerintah, perwakilan otoritas dan lembaga kesehatan, perusahaan farmasi, berbagai komunitas AIDS, serta jurnalisme AIDS.

-Sudahkah Anda mencoba menghancurkan tipuan ini sendiri?

Karena kemampuan saya yang sederhana, saya menerbitkan dua buku, sejumlah artikel, dan berbicara di program radio dan televisi. Pada tahun 1998, saya menyampaikan pandangan para penentang teori AIDS pada dengar pendapat parlemen “Tentang langkah-langkah mendesak untuk memerangi penyebaran AIDS” di Duma Negara. Sebagai tanggapan, saya mendengar... keheningan semua yang hadir, termasuk Presiden Akademi Ilmu Kedokteran Rusia, Valentin Pokrovsky, dan putranya, kepala Pusat Pencegahan dan Pengendalian AIDS, Vadim Pokrovsky. Dan kemudian - peningkatan pendanaan untuk cabang kedokteran ini. Bagaimanapun, AIDS adalah bisnis yang gila.

- Artinya, ratusan karya ilmiah, penelitian medis, fakta yang dapat dipercaya yang menyangkal teori virus tentang AIDS yang mematikan, diabaikan begitu saja? Apa masalahnya di sini?

Intinya sederhana. Saya akan menjelaskannya dalam bahasa yang dapat dimengerti oleh kebanyakan orang. Tidak ada yang mengatakan bahwa tidak ada AIDS. Hal ini tidak sepenuhnya akurat. AIDS - sindrom imunodefisiensi didapat - ada. Dia dulu, sekarang, dan akan jadi. Tapi itu bukan disebabkan oleh virus. Oleh karena itu, tidak mungkin untuk tertular - dalam arti kata "terinfeksi" yang biasa -. Namun, jika Anda mau, Anda bisa “mendapatkannya”.

Kita sudah mengetahui tentang imunodefisiensi sejak lama. Semua mahasiswa kedokteran, baik tiga puluh tahun yang lalu maupun empat puluh tahun yang lalu, ketika belum ada pembicaraan tentang AIDS, diberitahu bahwa defisiensi imun dapat bersifat bawaan dan didapat. Kita mengetahui semua penyakit yang kini disatukan dengan nama “AIDS”.

Menurut Organisasi Kesehatan Dunia, AIDS saat ini mengacu pada penyakit sebelumnya penyakit yang diketahui, seperti kandidiasis trakea, bronkus, paru-paru, kerongkongan, kriptosporidiosis, septikemia salmonella, tuberkulosis paru, pneumonia pneumocystis, herpes simpleks, infeksi sitomegalovirus(dengan kerusakan pada organ selain hati, limpa dan kelenjar getah bening), kanker serviks (invasif), wasting syndrome dan lain-lain.

Spekulasi seputar masalah HIV-AIDS adalah penipuan terbesar di pasar medis modern. Kondisi melemahnya kekebalan tubuh, yaitu imunodefisiensi, telah diketahui para dokter sejak zaman dahulu. Ada penyebab sosial dari defisiensi imun - kemiskinan, malnutrisi, kecanduan narkoba, dll. Ada yang ramah lingkungan. Dalam setiap kasus kekebalan yang melemah, teliti dan pemeriksaan menyeluruh pasien untuk mendeteksi penyebab imunodefisiensi.

Saya ulangi, sindrom imunodefisiensi didapat telah terjadi, sedang dan akan terjadi. Sama seperti dulu, ada dan akan ada penyakit yang timbul akibat melemahnya kekebalan tubuh. Tidak seorang dokter pun, tidak seorang ilmuwan pun yang dapat menyangkal atau menyangkal hal ini.

Saya ingin orang memahami satu hal. AIDS bukanlah penyakit menular dan tidak disebabkan oleh virus apapun. Masih belum ada bukti ilmiah mengenai keberadaan human immunodeficiency virus penyebab AIDS. Saya akan mengutip pakar dunia Kary Mullis, seorang ahli biokimia dan peraih Nobel: “Jika ada bukti bahwa HIV menyebabkan AIDS, maka harus ada dokumen ilmiah yang, secara kolektif atau individual, akan menunjukkan fakta ini dengan kemungkinan besar. Tidak ada dokumen seperti itu."


- Irina Mikhailovna, maafkan kenaifan saya, tetapi orang meninggal dengan diagnosis infeksi HIV...

Berikut ini contoh konkritnya. Seorang gadis jatuh sakit di Irkutsk. Dia diberikan tes positif dites HIV dan didiagnosis menderita infeksi HIV. Mereka mulai mengobati. Gadis itu tidak mentoleransi terapi antiretroviral dengan baik. Kemunduran tercatat setiap hari. Kemudian gadis itu meninggal. Otopsi menunjukkan bahwa semua organ tubuhnya terkena TBC. Artinya, gadis itu meninggal begitu saja karena sepsis yang disebabkan oleh bakteri tuberkulosis. Jika dia didiagnosis mengidap TBC dengan benar dan diobati dengan obat anti-tuberkulosis daripada obat antiretroviral, dia mungkin masih bisa hidup.

Orang yang berpikiran sama - ahli patologi Irkutsk Vladimir Ageev - telah memimpin pekerjaan penelitian didedikasikan untuk masalah AIDS. Jadi, dia mengautopsi orang mati, yang sebagian besar terdaftar di Pusat AIDS Irkutsk sebagai orang yang terinfeksi HIV, dan menemukan bahwa mereka semua adalah pecandu narkoba dan meninggal terutama karena hepatitis dan TBC. Tidak ada jejak HIV yang ditemukan pada kategori warga ini, meskipun secara teori, virus apa pun harus meninggalkan jejaknya di dalam tubuh.

Tak seorang pun di dunia ini yang pernah melihat virus AIDS. Namun hal ini tidak menghalangi pihak-pihak yang berkepentingan untuk memerangi virus yang tidak terdeteksi ini. Dan bertarung dengan cara yang berbahaya. Faktanya, terapi antiretroviral yang seharusnya melawan infeksi HIV justru menyebabkan imunodefisiensi karena membunuh semua sel tanpa pandang bulu, terutama sumsum tulang yang bertanggung jawab untuk produksi sel. sistem imun. Obat AZT (zidovudine, retrovir), yang sekarang digunakan untuk mengobati AIDS, telah lama ditemukan untuk pengobatan kanker, tetapi mereka tidak berani menggunakannya saat itu, karena menyadari bahwa obat tersebut sangat beracun.

- Apakah pecandu narkoba sering menjadi korban diagnosis AIDS?

Ya. Karena obat-obatan bersifat racun bagi sel imun. Sistem kekebalan tubuh dihancurkan oleh obat-obatan, bukan oleh virus.

Narkoba menghancurkan hati, yang melakukan banyak fungsi dalam tubuh manusia, khususnya menetralkan zat beracun, dan ikut serta berbagai jenis pertukaran, dan dengan hati yang sakit Anda akan sakit apa saja. Pecandu narkoba paling sering menderita hepatitis akibat obat beracun.

AIDS juga dapat berkembang dari obat-obatan, namun tidak menular dan tidak dapat ditularkan dari orang ke orang. Hal lain adalah bahwa dengan latar belakang defisiensi imun yang sudah didapat, mereka dapat mengembangkan penyakit apa pun infeksi, yang dapat ditularkan. Termasuk hepatitis B dan penyakit Botkin yang telah lama dipelajari - hepatitis A.

- Namun pecandu non-narkoba juga didiagnosis mengidap infeksi HIV. Mungkinkah membodohi jutaan orang dengan mudah?

Sayangnya, non-pecandu narkoba juga terdiagnosis infeksi HIV. Beberapa tahun yang lalu, seorang teman saya, seorang wanita muda, yang berprofesi sebagai dokter, juga bertanya kepada saya: “Bagaimana ini mungkin, Irina Mikhailovna? Seluruh dunia membicarakan AIDS, tapi Anda menyangkal segalanya.” Dan setelah beberapa saat, dia pergi ke laut, kembali dan menemukan beberapa plak di kulitnya.

Tes tersebut mengejutkannya. Dia juga ternyata mengidap HIV positif. Ada baiknya dia memahami kedokteran dan beralih ke Institut Imunologi. Dan dia, sebagai seorang dokter, diberitahu bahwa 80% penyakit kulit tesnya positif HIV. Dia pulih dan tenang. Tapi tahukah Anda, apa yang bisa terjadi jika dia tidak memiliki jalan ini? Apakah dia dites HIV setelahnya? Saya menyewakannya. Dan dia negatif. Meskipun dalam kasus seperti ini hasil tesnya mungkin tetap positif, antibodi lain mungkin bereaksi, dan dalam kasus ini Anda masih akan didiagnosis menderita infeksi HIV.

- Saya membaca bahwa HIV tidak pernah disorot dalam informasi tentang konferensi di Barcelona pada bulan Juli 2002...

Ya, Etienne de Harve, profesor patologi emeritus, yang telah terlibat dalam mikroskop elektron selama 30 tahun, membicarakan hal ini pada sebuah konferensi di Barcelona. Penonton sangat senang dengan cara Harve merinci alasan teknis tidak adanya virus AIDS dalam foto mikroskop elektron. Ia kemudian menjelaskan bahwa jika HIV benar-benar ada, akan mudah untuk mengisolasinya dari orang yang mengidapnya nilai-nilai tinggi viral load.

Dan karena tidak ada virus, maka tidak ada tes diagnostik yang diduga dibuat dari partikel virus ini. Tidak ada virus, tidak ada partikel. Protein yang membentuk tes diagnostik untuk mendeteksi antibodi bukanlah bagian dari virus mitos. Oleh karena itu, ini bukan merupakan indikator keberadaan virus apa pun, tetapi memberikan hasil positif palsu dengan antibodi yang sudah ada di dalam tubuh, yang muncul pada seseorang sebagai akibat dari vaksinasi apa pun, serta berbagai penyakit berbeda yang sudah dikenal dalam pengobatan. . Tes positif palsu juga dapat dideteksi selama kehamilan, yang mungkin berhubungan dengan peningkatan Akhir-akhir ini jumlah perempuan di antara orang “HIV-positif”.

- Ngomong-ngomong, kenapa ibu hamil terpaksa melakukan tes HIV?

Masalah ini juga sangat mengkhawatirkan saya. Lagi pula, betapa banyak tragedi! Baru-baru ini: seorang wanita, ibu dari dua anak. Dia sedang menantikan anak ketiganya. Dan tiba-tiba dia positif HIV. Terkejut. Kengerian. Sebulan kemudian, wanita ini melakukan tes lagi - dan semuanya baik-baik saja. Tapi tidak ada seorang pun dalam bahasa apa pun di dunia yang bisa menceritakan kembali apa yang dia alami bulan ini. Oleh karena itu, saya ingin tes HIV pada ibu hamil dihapuskan.

Omong-omong, di negara kita, ada Undang-Undang Federal tanggal 30 Maret 1995 “Tentang pencegahan penyebaran penyakit yang disebabkan oleh human immunodeficiency virus (infeksi HIV) di Federasi Rusia”, dan itu memuat Pasal 7, menurut yang “Pemeriksaan kesehatan dilakukan secara sukarela, kecuali dalam hal sebagaimana ditentukan dalam Pasal 9.”

Dan ada Pasal 9 yang menurutnya “wajib pemeriksaan kesehatan donor darah memenuhi syarat cairan biologis, organ dan jaringan... Pekerja dari profesi, industri, perusahaan, lembaga dan organisasi tertentu, yang daftarnya disetujui oleh Pemerintah Federasi Rusia.” Semua!

Benar, Lampiran perintah Kementerian Kesehatan menyatakan bahwa tes wanita hamil dapat dilakukan “dalam kasus pengumpulan aborsi dan darah plasenta untuk digunakan lebih lanjut sebagai bahan mentah untuk produksi sediaan imunobiologis.” Namun catatan tersebut segera mencatat bahwa tes HIV paksa dilarang.

Mengetahui semua ini, mengapa, beritahu saya, seorang wanita yang kehamilannya direncanakan dan diinginkan harus melakukan tes HIV? Dan wanita hamil itu klinik antenatal Tidak ada yang bertanya tentang persetujuan atau penolakan sukarela. Mereka hanya mengambil darahnya dan, di antara tes lainnya, melakukan tes HIV (tiga kali selama kehamilan), yang terkadang memberikan hasil positif palsu. Benar-benar sebuah kebenaran hidup! Ini bagus untuk sebagian orang!

- Dan masih ada kebingungan...

Memang, kadang-kadang bahkan seorang profesional pun bisa dilanda kebingungan ketika mengetahui statistik AIDS dunia. Berikut ini contohnya. Laporan tahunan “Perkembangan epidemi AIDS” dari Program Gabungan PBB untuk HIV/AIDS - UNAIDS dan WHO: angka, persentase, indikator. Dan sebuah catatan kecil dalam satu paragraf yang tampaknya kecil: “UNAIDS dan WHO tidak menjamin keakuratan informasi dan tidak bertanggung jawab atas kerusakan yang mungkin timbul dari penggunaan informasi ini.” Tapi mengapa membaca yang lainnya ketika ada kata-kata seperti itu? Mengapa menghabiskan jutaan dolar untuk penelitian dan pengendalian AIDS? Dan kemana perginya dana AIDS?

- Menurut Kepala Pusat Pencegahan dan Pengendalian AIDS, yang diumumkan pada akhir abad lalu, pada tahun 2000 seharusnya ada 800 ribu pasien AIDS di negara kita...

Tidak ada jumlah kasus seperti itu saat ini. Selain itu, ada kebingungan: AIDS atau HIV. Selain itu, setiap tahun jumlah kasus dikalikan 10, dengan koefisien yang ditemukan di Amerika, di Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit. Dari sana, selain AIDS, juga pneumonia atipikal, dijelaskan gejala nonspesifik, penyakit sapi gila, dan sekarang flu burung. Benar-benar omong kosong! Mereka terus-menerus mendorong kita untuk melawan infeksi. Apa yang harus dilawan? Dengan infeksi nyata atau fiktif?

- Irina Mikhailovna, katakan terus terang: mungkinkah menyuntikkan apa yang disebut darah HIV-positif ke dalam diri Anda dan tidak khawatir?

Hal ini sudah dilakukan. Pada tahun 1993 dokter Amerika Robert Willner menyuntikkan darah HIV positif ke tubuhnya. Ketika ditanya mengapa dia mempertaruhkan nyawanya, dokter berkata, "Saya melakukan ini untuk mengakhiri kebohongan mematikan terbesar dalam sejarah kedokteran." Saya kemudian menulis review bukunya “Kebohongan Mematikan.”

- Cukup sering ada pemberitaan di media tentang pembuatan vaksin melawan AIDS...

Saya selalu merasa lucu membaca postingan seperti ini. Pada saat yang sama, dalam artikel medis, penulis “obat mujarab” mengeluh bahwa metode klasik Pasteurian dalam membuat vaksin tidak membuahkan hasil apa pun. Ya, makanya tidak membuahkan hasil, karena untuk membuat vaksin, hanya ada satu hal, tetapi detail utamanya hilang - bahan sumbernya disebut “virus”. Tanpanya, anehnya, metode klasik pembuatan vaksin tidak akan berhasil. Pendiri mikrobiologi dan imunologi modern, Louis Pasteur pada abad ke-19 dan seterusnya mimpi buruk Saya tidak dapat membayangkan bahwa orang-orang yang menyebut diri mereka ilmuwan akan menciptakan vaksin dari ketiadaan dan pada saat yang sama mengeluh bahwa metode tersebut tidak berhasil. Sama seperti virus itu sendiri yang bersifat mitos, begitu pula gagasan untuk menciptakan vaksin. Satu-satunya hal yang tidak mistis adalah banyaknya uang yang dialokasikan untuk petualangan ini.

Sebagai kesimpulan, kami menyajikan sejumlah pernyataan resmi tentang topik HIV-AIDS, yang diterjemahkan oleh Irina Mikhailovna Sazonova:

Dalam kata pengantar buku P. Duesberg “The Fictitious AIDS Virus”, peraih Hadiah Nobel Profesor K. Mullis (AS) menulis: “Saya yakin akan adanya virus yang berasal dari AIDS, tetapi Peter Duesberg menyatakan bahwa ini adalah sebuah kesalahan. . Sekarang saya juga melihat bahwa hipotesis HIV/AIDS bukan hanya sebuah kelemahan ilmiah - ini adalah sebuah kesalahan besar. Saya mengatakan ini sebagai peringatan."

Dalam buku tersebut, P. Duesberg menyatakan: “Perjuangan melawan AIDS berakhir dengan kekalahan. Sejak tahun 1981, lebih dari 500.000 orang Amerika dan lebih dari 150.000 orang Eropa telah didiagnosis mengidap HIV/AIDS. Pembayar pajak Amerika telah membayar lebih dari $45 miliar, namun belum ada vaksin yang ditemukan, belum ada obat yang dikembangkan, dan belum ada obat yang dikembangkan. pencegahan yang efektif. Tidak ada satu pun pasien AIDS yang disembuhkan.”

Profesor P. Duesberg percaya bahwa AIDS bertentangan dengan semua hukum penyakit menular. Misalnya, istri dari 15.000 orang Amerika “HIV-positif” yang diperiksa karena alasan tertentu tidak tertular virus, dan terus aktif secara seksual dengan suami mereka.

Alfred Hassig, profesor imunologi, mantan direktur Palang Merah Swiss, presiden dewan pengawas Palang Merah Internasional: “AIDS berkembang sebagai akibat dari paparan sejumlah besar virus berbagai faktor, termasuk beban stres. Dugaan kematian yang menyertai diagnosis medis AIDS harus dihapuskan.”

Ilmuwan Hongaria Dr. Antal Makk: “Penekanan terus-menerus pada tidak dapat disembuhkannya AIDS hanya untuk tujuan bisnis dan mendapatkan uang untuk penelitian dan dengan dalih lain. Uang ini, khususnya, digunakan untuk mengembangkan dan membeli obat-obatan beracun yang tidak memperkuat, namun menghancurkan sistem kekebalan tubuh, menyebabkan kematian seseorang akibat efek sampingnya.” Dan selanjutnya: “AIDS bukanlah penyakit yang mematikan. Ini adalah urusan kematian..."

Brian Ellison (Dari artikel “Di Balik Layar Masalah Human Immunodeficiency Virus”): “Gagasan “menciptakan” AIDS adalah milik Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) AS. Pusat ini menerima $2 miliar per tahun untuk memerangi epidemi, memiliki ribuan staf, dan pada saat yang sama memiliki kecenderungan untuk menafsirkan, jika perlu, wabah penyakit apa pun sebagai epidemi menular, mendapatkan peluang untuk memanipulasi opini publik dan memberikan dukungan finansial. kegiatannya... Gagasan tentang virus AIDS menjadi salah satu proyek yang dikembangkan dan berhasil dipromosikan oleh pusat dan struktur rahasianya - Layanan Informasi Epidemi (EIS). Seperti yang dinyatakan oleh salah satu pegawai pusat tersebut, “Jika kita belajar menangani epidemi AIDS, hal ini akan menjadi model bagi penyakit-penyakit lainnya.”

Pada tahun 1991, ahli biologi Harvard Dr. Charles Thomas membentuk kelompok untuk mengevaluasi kembali teori AIDS secara ilmiah. Charles Thomas, bersama dengan banyak ilmuwan terkemuka lainnya, merasa perlu untuk secara obyektif menentang sifat totaliter doktrin HIV-AIDS dan konsekuensi tragisnya terhadap kehidupan jutaan orang di seluruh dunia. Mengenai dogma yang ada, beliau mengatakan hal berikut dalam wawancaranya dengan Sunday Times pada tahun 1992 dan 1994: “Dogma HIV-AIDS mewakili penipuan yang paling penting dan mungkin paling merusak secara moral yang pernah dilakukan terhadap remaja putra dan putri. Eropa Barat.”

Neville Hodgkinson, editor sains majalah The Times: “Para pemimpin profesi ilmiah dan medis telah dicekam oleh kegilaan kolektif mengenai HIV-AIDS. Mereka berhenti bertindak seperti ilmuwan dan malah bekerja sebagai propagandis, mati-matian mempertahankan teori yang gagal itu tetap hidup.”

Joseph Sonnabend, dokter gawat darurat, pendiri Yayasan Penelitian AIDS, New York: “Promosi HIV melalui siaran pers sebagai virus pembunuh penyebab AIDS, tanpa perlu mempertimbangkan faktor lain, telah sangat mendistorsi penelitian dan pengobatan sehingga bahwa hal itu mungkin telah menyebabkan penderitaan dan kematian ribuan orang."

Etienne de Harven, Profesor Emeritus Patologi, Toronto: “Karena hipotesis HIV-AIDS yang belum terbukti didanai 100% oleh dana penelitian sementara semua hipotesis lainnya diabaikan, maka pendirian AIDS telah media massa, kelompok khusus tekanan dan kepentingan beberapa perusahaan farmasi melakukan upaya untuk mengendalikan penyakit ini, kehilangan kontak dengan ilmuwan medis yang berpikiran terbuka. Betapa banyak usaha yang sia-sia, berapa miliaran dolar yang dihabiskan untuk penelitian yang terbuang sia-sia! Ini semua mengerikan."

Andrew Herxheimer, profesor farmakologi, Oxford, Inggris: “Saya pikir AZT tidak pernah benar-benar dievaluasi dengan baik dan efektivitasnya tidak pernah terbukti, dan toksisitasnya tentu saja penting. Dan menurut saya penyakit ini membunuh banyak orang, terutama jika diberikan dalam dosis tinggi. Secara pribadi, saya percaya bahwa obat ini tidak boleh digunakan sendiri atau dikombinasikan dengan obat lain.”

Referensi

Daftar faktor penyebab hasil tes antibodi HIV positif palsu (menurut majalah Continuum). Ada 62 poin dalam daftar tersebut, namun kami menyajikan yang paling mudah dipahami oleh orang-orang yang tidak memiliki pendidikan kedokteran.

Hal ini terjadi sebelum perestroika - ketika Pokrovsky-junior (sekarang akademisi Akademi Ilmu Kedokteran Rusia) dan kawan-kawannya. tidak mengumumkan bahwa anak-anak di Elista telah terinfeksi HIV, meskipun ini adalah wabah mononukleosis menular).

2) Pada tahun 2008, Hadiah Nobel Perdamaian dianugerahkan atas kehancuran Yugoslavia, dan di bidang kedokteran - atas penemuan HIV oleh L. Montagnier. Tidakkah muncul analogi?

Sebelum berbicara tentang mitos mengenai infeksi HIV, perlu dipahami terlebih dahulu istilah-istilahnya.

HIV adalah virus imunodefisiensi manusia; ia termasuk dalam kelas retrovirus. Saat ini diketahui bahwa virus HIV sebenarnya adalah sekelompok virus yang dapat menginfeksi sistem kekebalan tubuh manusia (HIV-1 - HIV-4). Bahaya utamanya adalah dalam proses lingkaran kehidupan, penyakit ini menghancurkan kekebalan tubuh inang dan menyebabkan penyakit yang tidak biasa terjadi pada orang dengan kekebalan normal.

Namun, perlu dicatat bahwa di negara-negara Eropa Terdapat penelitian yang menunjukkan adanya pemalsuan penelitian tentang isolasi virus AIDS, yaitu. Virus AIDS sebenarnya tidak pernah ditemukan.

Namun penyakit itu sendiri, Acquired Immunodeficiency Syndrome, masih ada, yaitu. ada sesuatu yang menyebabkannya.
Menurut pendapat yang diterima secara umum, AIDS adalah sindrom imunodefisiensi didapat dan merupakan tahap terakhir dari infeksi HIV dan dimanifestasikan oleh kompleks penyakit menular, tidak menular dan tidak menular. penyakit tumor, karakteristik hanya untuk orang dengan kekebalan yang sangat rendah atau tidak ada sama sekali.

Mitos 1. Tidak ada AIDS. Tidak sepenuhnya jelas apakah ini benar-benar sebuah mitos. Banyak orang yang percaya bahwa virus AIDS adalah penemuan perusahaan farmasi untuk menjual obat mahal.

Salah satu dari banyak retrovirus di bawah mikroskop elektron

AIDS saat ini adalah industri yang menguntungkan. Bahkan jika obatnya ditemukan, tidak ada yang tertarik.

Mitos 2. “Itu tidak akan terjadi pada saya.” Dasar dari mitos ini adalah sejarah penyebaran virus. Memang, pada awalnya virus imunodefisiensi ditularkan di antara kelompok masyarakat yang rentan secara sosial: komunitas gay, pengguna narkoba, dan pekerja seks. Dan dia hanya dibatasi oleh mereka.
Namun, sejak akhir tahun 90-an abad ke-20, HIV telah melampaui kerangka ini dan jalur utama penularannya adalah melalui hubungan seksual (berbeda dengan suntikan yang umum sebelumnya), dan jumlah orang yang terinfeksi menjadi semakin meningkat. lebih banyak wanita, yang tidak pernah termasuk dalam kelompok rentan mana pun dan tertular dari pasangan heteroseksualnya.

Jika Anda mengikuti standar moral dasar, kemungkinan tertular AIDS sangat kecil.

Mitos 3. Jalur Penularan. Infeksi HIV sering dikaitkan dengan aktivitas virus yang tinggi dan penularan melalui kontak atau tetesan udara.
Faktanya, virus imunodefisiensi hanya dapat hidup di cairan tubuh manusia dan langsung mati di lingkungan yang mengandung oksigen.

Berdasarkan hal ini, kita dapat membedakan tiga kemungkinan jalur penularan HIV:

  1. Seksual. Selama hubungan seksual tanpa kondom. Sejumlah besar virus ditemukan pada pria dan sekret wanita. Menariknya, tidak ada virus sama sekali di dalam cairan mani pria. Selain itu, kemungkinan seorang wanita tertular dari pasangan yang terinfeksi jauh lebih tinggi dibandingkan pria melalui kontak dengan pasangan yang terinfeksi (karena kekhasan sistem genitourinari pada pria dan wanita). Kontak seksual yang dilindungi dengan menggunakan kondom disebut seks terlindungi.
  2. Melalui darah. Ini bukan hanya suntikan, tetapi juga tindakan lain dengan darah. Misalnya operasi atau transfusi. Yang paling sejumlah besar Virus ini terkandung dalam darah. Namun darah orang yang terinfeksi harus langsung masuk ke aliran darah penerima. Kulit dan selaput lendir merupakan penghalang yang tidak dapat diatasi terhadap HIV. Namun, entah kenapa, transfusi darah dari orang yang terinfeksi HIV ke orang yang sehat pun belum tentu menyebabkan infeksi.
  3. Dari ibu ke anak selama kelahiran alami dan lewat jalan lahir, serta dengan ASI. Semuanya diputuskan di sini operasi caesar dan pemberian makanan buatan. Namun, meskipun seorang anak dikandung oleh ayah yang mengidap HIV, ibu dan anak tersebut tidak selalu tertular.

Tidak ada cara lain untuk tertular HIV. Jika selaput lendirnya tidak rusak, maka tidak mungkin tertular HIV melalui ciuman, pelukan, berbagi peralatan atau lainnya.

Mitos 4. Seorang wanita yang terinfeksi HIV tidak dapat memiliki anak yang sehat. Mereka bisa. Mengetahui jalur penularan dapat mencegah infeksi pada anak. Selain itu, selama kehamilan dan persalinan, perempuan HIV-positif diberi resep obat khusus terapi obat, membantu mengurangi jumlah virus secara signifikan dalam darah dan cairan lain, sehingga memberikan perlindungan tambahan bagi bayi.

Mitos 5. Tidak ada obat untuk HIV. Dan itu benar. Hingga saat ini, belum ada obat yang dapat sepenuhnya menghancurkan virus atau menyembuhkan virus tersebut. Namun, ada obat kompleks khusus, bila diminum, jumlah virus berkurang secara signifikan, kekebalan tidak rusak, harapan hidup meningkat, dan stadium AIDS tidak terjadi.

Semua fakta ini penting untuk diketahui, tidak hanya bagi mereka yang tidak ingin tertular HIV, tetapi juga bagi kerabat dari mereka yang mengidap immunodeficiency virus. Karena infeksi HIV adalah penyakit kronis, yang sampai saat ini dianggap fatal, menerima diagnosis tidak hanya memerlukan pengetahuan, yang jauh lebih baik diterima dari orang yang dicintai daripada dari dokter yang tidak dikenal, tetapi juga, pertama-tama, dukungan dari orang yang dicintai. , yang menjadi mungkin hanya jika tidak ada kecaman dan ketakutan terhadap orang yang dicintai yang sakit.

Dan terakhir, video dari acara “Gordon Quixote” yang membahas para ahli bahwa virus AIDS mungkin tidak benar-benar ada:

Apakah infeksi HIV memang ada? - pertanyaan ini telah mengkhawatirkan banyak ilmuwan selama beberapa dekade. Sejak masyarakat dunia dikejutkan oleh berita tentang agen penyebab penyakit yang masuk ke dalam sistem kekebalan tubuh, pendapat para ilmuwan terbagi menjadi beberapa kelompok. Masing-masing dari mereka memiliki pernyataan tersendiri tentang penyakit AIDS serta cara pengobatan dan pencegahannya.

Di masing-masing kelompok, pertanyaan utamanya adalah “apakah ada HIV?” Jika tidak ada, lalu bagaimana penyakit tersebut berkembang dan mengapa, selama hampir 40 tahun dunia mengetahui adanya imunodefisiensi, penyebab sebenarnya dari penyakit ini tidak diketahui, belum ditemukan. pengobatan yang efektif dan belum ada obat pencegahan efektif yang dikembangkan kondisi patologis. Semua ini telah memunculkan banyak mitos tentang HIV (AIDS).

Apakah HIV itu ada? Jika dunia telah mengembangkan tes untuk mengetahui virus di dalam darah, maka jawaban atas pertanyaan: apakah HIV benar-benar ada jelas positif. Bagaimana jika HIV tidak ada, dan penyakit yang ditimbulkannya hanyalah kelainan genetik yang disembunyikan dengan cermat oleh para ilmuwan? Apa pun pilihannya, ada banyak bukti yang menimbulkan pro dan kontra. Namun semuanya perlu dipahami secara berurutan dan cermat agar dapat memahami segala mekanismenya. Mengenai pertanyaan: apakah HIV adalah mitos atau kenyataan, pendapat para ilmuwan masih terbagi hingga saat ini.

Mengapa HIV tidak ada?

Pada saat dunia sudah mengetahui tentang agen penyebab infeksi dan perubahan yang ditimbulkannya pada tubuh manusia, banyak penelitian dilakukan di berbagai negara. Jutaan orang telah diperiksa untuk mengetahui adanya virus imunodefisiensi dalam darah mereka. Gejala klinis utama juga ditentukan; dalam setiap kasus, patologi berlangsung secara bertahap dengan durasi yang berbeda, yang ditentukan oleh keadaan sistem kekebalan pada pasien tertentu.

Di negara-negara di Afrika bagian barat, para ilmuwan menemukan seluruh pemukiman orang-orang yang menderita penyakit yang sangat mirip dengan AIDS, namun mereka tidak menemukan retrovirus dalam darah mereka. Sejak saat itu, keraguan mulai muncul mengenai apakah HIV (AIDS) benar-benar ada, karena banyak orang di dunia yang hasil tesnya negatif pada awal berkembangnya penyakit tersebut. Dan hasil positif hanya muncul ketika penyakitnya mencapai puncaknya, dan hampir tidak mungkin untuk membantu orang tersebut.

Bukti yang menentang gagasan bahwa AIDS tidak ada muncul beberapa saat kemudian. Diketahui bahwa virus tersebut memiliki banyak jenis, dan strain yang pertama kali diidentifikasi disebut HIV 1. Jenis yang diidentifikasi beberapa waktu kemudian pada penduduk Guinea disebut HIV 2.

AIDS tidak ada: pengakuan para dokter dan ilmuwan yang jujur

Salah satu kelompok ilmuwan yang memantau dinamika perkembangan imunodefisiensi berpendapat bahwa HIV (AIDS) tidak ada. Bukti yang menguatkan fakta ini didasarkan pada fakta bahwa virus tersebut tidak berkembang biak di media biasa dan tidak mematuhi hukum dasar proses epidemiologi. Segala cara yang digunakan untuk mencegah dan mengurangi jumlah orang yang terinfeksi tidak mengubah keadaan epidemi AIDS di dunia.

Sehubungan dengan bukti yang tidak terbantahkan tersebut, disimpulkan bahwa infeksi HIV tidak ada dan AIDS hanyalah penyakit genetik.

Kebohongan besar para dokter: AIDS tidak ada

Selama beberapa dekade, planet Bumi telah dipenuhi manusia secara berlebihan. Kehidupan manusia berlangsung selama lebih dari 7 dekade dan dipertahankan melalui perawatan medis dengan sedikit atau tanpa kesulitan. Berbagai vaksinasi telah melindungi masyarakat dari penyakit yang sebelumnya menyerang seluruh komunitas, yang telah membunuh lebih dari seperempat populasi dunia. Makanya jumlahnya banyak bencana alam, jutaan orang menderita kelaparan dan kekurangan pangan. Oleh karena itu, para elit dunia mengadakan perjanjian dengan para ilmuwan.

Dokumen ini menyatakan bahwa diperlukan faktor tertentu yang tidak merespon pengobatan medis standar dan dapat menyebabkan kematian pada pasien yang menjalani gaya hidup tidak sehat. Berdasarkan kesepakatan tersebut, para ilmuwan menemukan penyakit yang ditularkan secara seksual dan melalui penggunaan alat-alat yang tidak steril. Sebagai akibat patologi ini kemajuan yang terjadi di kalangan masyarakat, berdampak lebih besar pada pecandu narkoba, pelacur, dan orang-orang yang menggunakan layanan mereka.

Meskipun hoax HIV tampaknya benar, dan tidak ada perlawanan terhadapnya, infeksi ini mampu memenuhi tugasnya. Memang, selama keberadaan retrovirus di planet Bumi, lebih dari 50 juta orang telah meninggal karena penyakit ini. Dan setiap tahun prevalensi penyakit ini meningkat, namun belum ditemukan obatnya jumlah yang banyak penelitian dan dana yang diinvestasikan.

Berdasarkan teori ini, tidak mungkin menjawab pertanyaan secara spesifik: apakah ada AIDS atau tidak? Namun kita dapat berasumsi bahwa penyakit ini tidak muncul begitu saja di planet ini dan memiliki fungsi tertentu dalam kaitannya dengan keberadaan umat manusia.

Apakah AIDS itu ada atau hanya mitos?

Penyakit AIDS itu ada, banyak faktanya. Misalnya, jika terjadi kontak dengan orang yang terinfeksi, orang yang sehat juga tertular penyakit ini. Hal ini menunjukkan bahwa ada faktor infeksi, dan kemungkinan besar adalah agen virus.

HIV tidak ada! Fakta yang mendukung pendapat ini adalah belum ada seorang pun yang pernah melihat virus ini secara langsung. Dan semua asumsi tentang struktur dan perkembangannya di dalam tubuh hanyalah sebuah teori, yang hanya sebagian dikonfirmasi oleh bukti-bukti yang relevan.

Fakta bahwa AIDS tidak ada juga dibuktikan dengan fakta lain yang tak terbantahkan. Tidak semua orang yang terinfeksi berakhir dengan AIDS. Para ilmuwan mengaitkan hal ini dengan fakta bahwa hanya sebagian kecil populasi dunia yang mengidapnya kekebalan yang kuat, yang hingga saat terakhir menahan virus imunodefisiensi dan tidak membiarkan infeksi sekunder mempengaruhi organ dan sistem. Berdasarkan hal tersebut, jawaban atas pertanyaan apakah AIDS itu ada pasti positif. Tetapi bagaimana tubuh dapat melawan penyakit jika patogen tersebut menghancurkan sistem kekebalan tubuh sepenuhnya? Perbedaan ini masih menjadi misteri.

Tentu saja, AIDS tidak dapat dikatakan sebagai hoax terbesar di abad ke-20. Hal ini diyakinkan oleh fakta bahwa penyakit ini hanyalah pernyataan fakta bahwa kekebalan tubuh telah berkurang tingkat kritis setelah awal infeksi pada tubuh manusia, yang mengarah pada gambaran klinis yang terkenal.

Siapa penemu AIDS?

Salah satu kemungkinan fakta yang mengungkap misteri keberadaan penyakit ini adalah anggapan bahwa patogen tersebut ditemukan di salah satu laboratorium militer AS. Awalnya, itu seharusnya menjadi virus yang menginfeksi populasi secara besar-besaran, menyebar dengan cepat melalui kontak dengannya Orang yang sehat dan terus memukau orang-orang di sekitarnya. Namun selama penelitian, terjadi kesalahan serius, akibatnya virus tersebut memasuki dunia umat manusia dan menyebabkan epidemi yang diketahui penduduk di sebagian besar negara di dunia.

Apakah ada infeksi HIV di negara-negara yang faktor utama penularan imunodefisiensi tidak umum? Dalam praktik dunia, terdapat statistik bahwa penyakit ini menyebar di antara orang-orang yang menyalahgunakan narkoba suntik dan memiliki banyak pasangan seksual. Di negara-negara Arab, di mana hubungan seks di luar tidak dianjurkan oleh agama, dan penggunaan obat-obatan, bahkan alkohol, dianggap dosa, terdapat juga kasus infeksi.

Di negara-negara bagian ini, tidak ada pertanyaan tentang apa itu HIV - fiksi atau kenyataan, karena di tingkat negara bagian, penyakit ini telah ditempatkan di zona terlarang dan perjuangan melawannya sedang berlangsung. level tinggi. Kasus patologi yang tercatat di negara-negara Arab dikaitkan dengan hubungan homoseksual pada beberapa pria. Namun penyebaran infeksi ini di negara-negara timur sangat lambat, kemungkinan besar disebabkan oleh cara hidup dan ketaatan terhadap tradisi kuno komunikasi antara pria dan wanita.

HIV (AIDS) - tipuan terbesar abad ini

Karena defisiensi imun pertama kali teridentifikasi pada orang yang melakukan hubungan seks homoseksual, ada sekelompok ilmuwan yang membuktikan: AIDS hanyalah mitos. Saat menganalisis pertanyaan: HIV (AIDS) - mitos atau kenyataan, kita harus mempertimbangkan perubahan apa yang dialami sistem kekebalan setelah virus imunodefisiensi masuk ke dalam tubuh.

Meskipun beberapa ilmuwan percaya tipuan HIV Pada abad ke-20, terbukti bahwa setelah mikroflora patogen memasuki tubuh, ia menembus sel dan menyebabkan perubahan genetik di sana yang membantu virus menghasilkan virion anak untuk selanjutnya menginfeksi struktur yang sehat. Sel-sel sistem kekebalan menganggap semua elemen yang terkena dampak sebagai antigen dan membunuhnya. Dan dari saat tertentu status kekebalan mulai menganggap struktur sehat lainnya rusak dan juga mulai melawannya.

Mitos tentang infeksi HIV menyatakan bahwa karena hubungan homoseksual, tubuh laki-laki terpapar protein asing yang terkandung dalam air mani. Rektum mengandung banyak pembuluh yang menyerap sisa air ke dalam darah. Hal ini diperlukan untuk memerangi dehidrasi, yang sering menyerang manusia. Melalui kapal-kapal inilah sistem sirkulasi Protein asing masuk ke dalam tubuh dalam bentuk spermatozoa motil, yang bertujuan untuk mendekat dan bersatu dengan sel mana pun yang dilaluinya. Hal ini menyebabkan perubahan informasi genetik sel kekebalan dan terganggunya fungsinya masing-masing.

Pertanyaan selanjutnya yang muncul dari kesimpulan ini adalah: lalu bagaimana infeksi ini ditularkan secara heterogen? Kebanyakan wanita yang tertular melalui hubungan seksual juga menderita banyak penyakit menular seksual lainnya. Mereka disertai luka dan ulserasi pada mukosa vagina. Melalui kerusakan inilah sperma menembus darah pasien, menyebabkan perubahan pada tubuh.

Ada banyak sekali mitos tentang infeksi HIV, tapi manakah yang benar? Apakah HIV benar-benar hanya tipuan abad ke-21 dan tidak lebih? Mungkin defisiensi imun adalah seleksi alam, tetapi setiap orang dapat melindungi dirinya dari penyakit tersebut dengan menggunakan perlindungan mekanis.

HIV tidak ada - penipuan global di seluruh dunia semakin berkembang setiap hari, menandakan bencana yang akan segera terjadi. Penipuan besar-besaran dalam bentuk perang melawan AIDS sedang berkembang pesat di setiap negara di planet ini.

Ada mitos yang tersebar luas tentang HIV - tentang bahayanya yang mematikan, tidak dapat disembuhkan dan perlunya penggunaan obat antiretroviral yang sangat aktif, yang konon mengurangi viral load dalam tubuh orang yang terinfeksi.

Kami mengajak Anda untuk mencari tahu apakah memang ada infeksi yang tidak dapat dideteksi dan disembuhkan? Mitos apa saja mengenai infeksi HIV yang masih perlu dihilangkan, dan apa saja mitos tentang AIDS yang tersembunyi di balik mitos tersebut?

Pernahkah Anda berpikir bahwa AIDS tidak ada? Mengapa orang-orang di seluruh dunia percaya tanpa syarat apa yang diberitakan di media tanpa meminta bukti? Mengapa puluhan dan ratusan ilmuwan dengan keras kepala bersikeras bahwa tidak ada HIV dan AIDS?

Hanya di tahun terakhir Dengan berkembangnya komunikasi, masyarakat mulai terang-terangan mengatakan bahwa human immunodeficiency virus adalah tipuan dari luar:

  • kekuasaan negara,
  • perusahaan farmasi,
  • kompleks medis.

Para ilmuwan, yang merenungkan masalah apakah AIDS itu ada, terus memantau dinamika perkembangan infeksi hingga saat ini. Hal ini menarik perhatian masyarakat pada fakta bahwa virus ini tidak dapat berkembang biak di lingkungan biasa dan hukum dasar proses epidemiologi tidak berlaku terhadap virus tersebut.

Setuju, semua tindakan yang diambil untuk mencegah dan mengurangi jumlah penderita HIV positif tidak mengubah keadaan epidemi di dunia selama beberapa dekade.

Bukankah ini merupakan bukti lain bahwa virus imunodefisiensi itu benar-benar tidak ada?

Tidak ada keraguan tentang penemuan infeksi... atau AIDS

AIDS - mitos atau kenyataan? Pada tahun 1984, pemerintah AS mengumumkan kepada dunia penemuan infeksi mematikan - human immunodeficiency virus. Namun, paten yang diperoleh penemu HIV Dr. Roberto Gallo tidak memberikan bukti bahwa infeksi tersebut menghancurkan sel-sel sistem kekebalan tubuh.


Ilmuwan terkenal, termasuk Profesor Peter Duesberg dari Universitas California dan ahli virologi Jerman Stefan Lanka, telah membantah artikel yang diterbitkan untuk mendukung teori HIV. Mereka yakin Roberto Gallo tidak mampu menunjukkan sifat virus berdasarkan standar virologi modern dan ilmiah.

Kontroversi yang diawali dengan “penemuan” HIV masih belum mereda hingga saat ini. Menyangkal penelitian Gallo, Dr. Bade Graves mengatakan bahwa produsen vaksin eksperimental yang dikembangkan untuk melawan hepatitis B dan cacar, yang dipasok ke kaum homoseksual di Afrika dan Amerika, menambahkan virus human immunodeficiency virus ke dalam komposisinya, sehingga menyebabkan berjangkitnya infeksi.

Siapa yang pertama

Beberapa penulis berdebat secara bersamaan tentang apa nama virus tersebut. Ilmuwan Gallo dan Montagnier berhasil meraih kemenangan. Menariknya, bahkan Presiden AS Ronald Reagan pun ikut ambil bagian dalam perdebatan yang berkobar mengenai masalah ini.

Pada tahun 1994, WHO memperkenalkan satu nama untuk infeksi ini - human immunodeficiency virus. Pada saat yang sama, HIV-1 (dianggap berbahaya) dan HIV-2 (dianggap jarang) didiagnosis.

Terlepas dari kenyataan bahwa infeksi ini ditemukan beberapa dekade yang lalu, satu-satunya cara perlindungan adalah pencegahan dan terapi antiretroviral yang sangat aktif, yang melibatkan penggunaan 3-4 obat kuat secara simultan.

Kasus yang tidak ada

Setiap diagnosis HIV yang terdaftar secara resmi dicatat dalam database Organisasi Kesehatan Dunia (WHO). Untuk mencapai efek angka “nyata”, infeksi yang dilaporkan sebelumnya ditingkatkan dengan faktor yang terus meningkat.

Misalnya, pada tahun 1996, jumlah resmi kasus infeksi di Afrika dikalikan 12, dan beberapa tahun kemudian koefisiennya menjadi 38. Tidak mengherankan bahwa pada tingkat ini, jumlah pasien yang diduga terinfeksi HIV di Afrika meningkat. telah meningkat sebanyak 4.000.000 orang dalam beberapa tahun terakhir.

Pada tahun 2010, terdapat 34.000.000 orang yang hidup dengan HIV di seluruh dunia ( statistik resmi WHO), namun organisasi tersebut bungkam tentang fakta bahwa informasi ini bersifat kumulatif, yaitu. berisi informasi dari awal tahun 1980an!

Infeksi baru yang bersifat global dan sekaligus mematikan adalah alat untuk mengalihkan perhatian dari permasalahan nyata dunia dan peluang untuk menerima dana besar dari kas negara. Apakah Anda yakin bahwa kelompok AIDS tidak memanipulasi umat manusia dengan menggunakan teori yang tidak terbukti secara ilmiah??

Tes HIV seringkali menunjukkan hasil yang salah

Jumlah hasil tes HIV ELISA positif yang dilakukan di wilayah Federasi Rusia berjumlah 30.000! Sebuah hasil yang mengerikan bukan?? Namun hanya 66 (hanya 0,22% dari arti umum!) kemudian dikonfirmasi oleh tes Western Blot lainnya.

Hasil positif palsu menyebabkan beberapa orang menjadi depresi dan melakukan bunuh diri, yang lain mulai menggunakan obat-obatan yang kuat dan “merusak” tubuh mereka, dan yang lain lagi, alih-alih melawan masalah yang sebenarnya, melawan virus yang tidak ada.

Kami menyarankan Anda membiasakan diri dengan faktor-faktor yang memicu hasil tes positif palsu untuk mendeteksi antibodi terhadap HIV:

  • kehamilan,
  • flu,
  • dingin,
  • hepatitis,
  • herpes,
  • artritis reumatoid,
  • TBC,
  • dermatomiositis, dll.

Banyak ilmuwan yakin bahwa diagnosis HIV adalah tipuan. Tidak perlu segera beralih ke terapi antiretroviral yang sangat aktif dan meracuni tubuh Anda, lebih baik cari dan hilangkan alasan sebenarnya sistem kekebalan melemah.

Anda perlu mendonorkan darah untuk HIV dua kali. Hasil konfirmasi akan menghilangkan keraguan Anda atau, sebaliknya, menegaskan diagnosis. Metode diagnostik modern tidak menjamin keakuratan hasil yang mutlak, jadi Anda tidak dapat 100% yakin akan hal tersebut!

Anda bisa tertular AIDS

Spekulasi seputar HIV merupakan penipuan besar dalam bidang kedokteran. Kondisi melemahnya kekebalan tubuh yang didapat atau bawaan telah diketahui para dokter sejak lama, namun baru sekarang semua faktor penyebabnya disatukan dalam satu istilah - AIDS.


Segala sesuatu yang sekarang ditampilkan sebagai epidemi mematikan hanyalah substitusi konsep yang sederhana! Akibatnya masyarakat menjadi terpinggirkan dari masyarakat. Mereka, seperti sebelumnya, menderita TBC, kanker serviks, sarkoma Kaposi, dll, namun yakin bahwa mereka menderita virus yang tidak dapat disembuhkan.

Berhentilah disesatkan! Segala sesuatu yang Anda dengar dengan singkatan buruk “AIDS” telah lama dipelajari dan disembuhkan. Mengenai HAART, pengobatan dengan obat-obatan yang ampuh menimbulkan bahaya yang jauh lebih besar daripada defisiensi imun itu sendiri.

Perhatian! Lebih dari 50.000 kematian disebabkan oleh penggunaan obat antiretroviral (Retrovir, Zidovudine, dll).

Penyebab imunodefisiensi:

Sosial:

  • kemiskinan,
  • kecanduan,
  • homoseksualitas, dll.

Lingkungan:

  • emisi radio,
  • radiasi di area uji coba nuklir,
  • mengonsumsi antibiotik dalam dosis berlebihan, dll.

Ya atau tidak - siapa yang benar?

Apakah HIV hanya mitos atau kenyataan? Perselisihan mengenai masalah ini telah berlangsung selama beberapa dekade, dan para ilmuwan, dokter, dan ahli virologi dari seluruh dunia ikut ambil bagian di dalamnya. Mungkinkah HIV dan AIDS hanya sekedar lelucon??

Jika demikian, maka melenyapkan orang-orang yang “tidak nyaman” akan mudah dilakukan tanpa menggunakan kekuatan fisik dan menimbulkan kecurigaan. Tidak perlu menggunakan senjata biologis, karena itu sudah cukup baginya untuk didiagnosis mengidap HIV secara salah.

Bayangkan saja Anda adalah orang yang didiagnosis mengidap human immunodeficiency virus beberapa menit yang lalu. Tidak hanya tubuh Anda, tetapi juga jiwa Anda mengalami guncangan yang dahsyat. Satu-satunya hal yang Anda pahami adalah bahaya mematikan yang tidak ada jalan keluarnya.

Anda pulang ke rumah, mencoba menjalani gaya hidup seperti biasa, tetapi Anda tidak bisa lagi bersantai sepenuhnya. Seiring waktu, kesadaran Anda menerima gagasan kematian yang tak terhindarkan, dan Anda setuju untuk menggunakan obat-obatan berbahaya.

Apakah menurut Anda ini semua fiksi? Jika keseluruhan teori tentang HIV dan AIDS benar dan sesuai dengan kenyataan, maka jawablah beberapa pertanyaan:

  • Oleh siapa, kapan, dan selama uji klinis apa keputusan penggunaan ART untuk mengurangi viral load diambil?
  • Mereka terus-menerus mengatakan bahwa kondom... perlindungan yang andal dari HIV. Siapa dan kapan mengujinya untuk memastikan bahwa mereka tidak dapat ditembus?
  • Mengapa statistik resmi mengenai kasus HIV dikumpulkan secara kumulatif? Mengapa jumlah orang yang terinfeksi bertambah banyak setiap tahunnya? Bukankah ini tampak seperti manipulasi statistik?

Bukti tak terbantahkan tentang keberadaan virus adalah isolasi dan penggunaan fotografinya mikroskop elektron. Lalu mengapa masih belum ada pengobatan untuk HIV??


Ada, telah dan akan selalu ada penyakit yang muncul dan terjadi dengan latar belakang melemahnya kekebalan tubuh - tidak ada satu dokter pun yang menyangkal hal ini. Namun menyebut HIV atau AIDS adalah sebuah kesalahan besar karena telah menyebabkan ribuan kematian.

Mari kita simpulkan

HIV adalah penyakit yang diakui secara medis, sama seperti AIDS.

Oleh karena itu, penyangkalan terhadap penyakit adalah urusan pribadi.

Namun keputusan ini tidak bisa diambil tanpa diskusi dengan dokter. Pastikan untuk menghubungi dokter, mendapatkan penjelasan rinci, melihat pasien yang datang kepada mereka, berkomunikasi dengan mereka, bergabung dengan komunitas orang yang sakit dan kemudian mengambil keputusan apakah akan menyangkal penyakitnya atau berobat dan hidup dalam masyarakat, terus melihat prospek kehidupan...

Candaan: AIDS adalah wabah di abad ke-20 dan pilek di abad ke-21.

Pengumuman: 80% orang yang terinfeksi HIV tinggal di Afrika, namun selama 30 tahun terakhir populasi benua ini meningkat dua kali lipat. Apakah Iblis yang disebut HIV begitu menakutkan dan apakah epidemi tersebut benar-benar ada?

Untuk pertama kalinya, manifestasi imunodefisiensi atipikal pada pria homoseksual dijelaskan dalam jurnal Amerika Morbidity and Mortality Weekly pada tahun 1981. Tahun ini adalah titik awal sejarah HIV.

Virusnya sendiri diisolasi pada tahun 1983 di Institut Pasteur (Perancis) dan sekaligus di Institut Nasional kesehatan (AS), tetapi orang Prancis Françoise Barré-Sinoussi dan Luc Montagnierlah yang menerima Hadiah Nobel pada tahun 2008. untuk penemuan ini.

Epidemiologi dan patogenesis

Human immunodeficiency virus termasuk dalam virus yang mengandung RNA dari genus Retrovirus, keluarga Lentivirus. Ada dua jenis virus: HIV-1, penyebab utama epidemi, dan HIV-2, varian kurang umum yang banyak ditemukan di Afrika Barat. Memasuki tubuh manusia, partikel virus mendeteksi reseptor sel CD4, yang melekat padanya dapat memasuki sel.

Di dalam sel, RNA virus mensintesis DNA itu sendiri, yang diintegrasikan ke dalam inti inang dan tetap bersamanya sampai sel mati. DNA virus mensintesis RNA untuk partikel virus baru yang menginfeksi lebih banyak sel. Reseptor CD4 mengandung sel-sel jaringan saraf dan kekebalan, sehingga sistem inilah yang terutama terkena dampak HIV.

Sumber penularan HIV-1 adalah orang yang sakit; ada teori bahwa HIV-1 dapat menginfeksi simpanse liar; untuk HIV-2, beberapa spesies monyet Afrika dapat menjadi reservoirnya. Virus ini sangat tidak stabil lingkungan luar: tidak tahan terhadap pemanasan dan pengeringan; antiseptik apa pun menghancurkannya hampir seketika. HIV terdapat di semua cairan tubuh: air mata, ASI, cairan tulang belakang, air liur, lendir dubur, dll., tetapi jumlah terbesar ditemukan dalam darah, air mani, dan cairan vagina.

Cara penularan HIV

Seksual.

Virus ini ditularkan melalui hubungan seksual tanpa kondom. Laki-laki homoseksual berada pada risiko terbesar, karena cara mereka memuaskan hasrat seksual adalah yang paling berbahaya. Hemocontact juga bersifat parenteral. Virus ini ditularkan melalui transfusi darah, serta melalui peralatan medis yang terkontaminasi seperti jarum suntik, atau melalui trauma ketika darah orang yang terinfeksi memasuki luka orang yang tidak terinfeksi. Kontingen utama yang terinfeksi Dengan cara yang sama

- pecandu narkoba suntik. Mereka merupakan 70-80% dari orang yang terinfeksi HIV di negara-negara beradab.

Vertikal. Artinya, dari ibu ke janin. Paling sering, infeksi pada bayi terjadi langsung saat melahirkan, melalui darah ibu. Infeksi melalui plasenta jarang terjadi, bahkan lebih jarang lagi virus ditularkan melalui ASI. Secara umum, seorang ibu yang mengidap HIV positif memiliki peluang 25-30% untuk memiliki bayi yang mengidap HIV positif.

HIV tidak menular melalui kontak sehari-hari; ciuman, jabat tangan, dan gigitan serangga penghisap darah juga aman.

  • Kelompok berisiko
  • pengguna narkoba suntik;
  • orang, apapun orientasinya, yang menggunakan seks anal;
  • penerima darah atau organ;
  • pekerja medis;

Gejala dan tahapan infeksi HIV

Tahap inkubasi

Mulai dari saat terinfeksi hingga munculnya gejala pertama infeksi HIV. Biasanya berlangsung dari 3 minggu sampai 3 bulan, jarang bisa sampai 1 tahun. Di dalamnya waktu berjalan pengenalan aktif virus ke dalam sel dan reproduksinya. Gejala klinis penyakit ini belum ada, respon imun tubuh belum teramati.

Tahap manifestasi primer

Reproduksi aktif virus terus berlanjut, namun tubuh sudah mulai merespons masuknya HIV. Fase ini berlangsung sekitar 3 bulan. Hal ini dapat terjadi dalam tiga cara:

  • Tanpa gejala – tidak ada tanda-tanda penyakit, namun antibodi terhadap HIV terdeteksi di dalam darah.
  • Infeksi HIV akut - di sinilah gejala pertama infeksi HIV muncul, disertai dengan kenaikan suhu tubuh yang tidak termotivasi ke tingkat yang rendah, peningkatan kelelahan, berbagai ruam pada kulit dan selaput lendir, pembesaran kelenjar getah bening (biasanya serviks posterior, aksila, siku), beberapa orang mungkin mengalami sakit tenggorokan, diare, pembesaran limpa dan hati. Tes darah - penurunan limfosit, leukosit, trombositopenia. Periode ini rata-rata berlangsung dari 2 minggu hingga 1,5 bulan, kemudian masuk ke tahap laten.
  • Infeksi HIV akut dengan penyakit sekunder - terkadang pada fase akut penekanan kekebalan begitu kuat sehingga bahkan pada tahap ini dapat muncul Infeksi terkait HIV(pneumonia, herpes, infeksi jamur, dll).
Tahap laten

Semua tanda fase akut lulus. Virus ini terus menghancurkan sel-sel sistem kekebalan tubuh, namun kematiannya dikompensasi oleh peningkatan produksinya. Imunitas memudar secara perlahan namun terus-menerus hingga jumlah limfosit turun ke tingkat kritis tertentu. Dahulu tahap ini dianggap berlangsung sekitar 5 tahun, kini jangka waktu tersebut ditingkatkan menjadi 10 - 20 tahun. Tahap ini tidak memiliki gejala klinis infeksi HIV.

Stadium penyakit sekunder atau AIDS (acquired immunodeficiency syndrome)

Jumlah limfosit berkurang sedemikian rupa sehingga infeksi yang sebelumnya tidak akan pernah terjadi mulai melekat pada seseorang. Penyakit-penyakit berikut disebut infeksi terkait AIDS:

  • sarkoma Kaposi;
  • limfoma otak;
  • kandidiasis esofagus, bronkus atau paru-paru;
  • infeksi sitomegalovirus;
  • Pneumonia pneumocystis;
  • tuberkulosis paru dan ekstra paru, dll.

Sebenarnya daftar ini panjang. Pada tahun 1987, komite ahli WHO menyusun daftar 23 penyakit yang dianggap sebagai penanda AIDS, dan keberadaan 12 penyakit pertama tidak memerlukan konfirmasi imunologis mengenai keberadaan virus di dalam tubuh.

Pengobatan infeksi HIV

Pengobatan modern belum mampu menyembuhkan HIV sepenuhnya, dan vaksin yang dapat diandalkan belum dikembangkan untuk menyembuhkan HIV pencegahan tertentu penyakit ini. Namun penggunaan obat antiretroviral dapat menurunkan viral load dalam tubuh dan mencegah penyakit berkembang ke tahap AIDS. Perawatan harus dilanjutkan sepanjang hidup pasien.

Efektivitas terapi antiretroviral kombinasi (termasuk 2 atau lebih obat dengan mekanisme kerja berbeda) telah dibuktikan dalam dua penelitian besar: HPTN-052 dan CROI-2014. Kedua penelitian tersebut melibatkan pasangan homoseksual dan heteroseksual, dimana salah satu pasangan terinfeksi dan mengonsumsi obat antiretroviral, sedangkan virus tidak terdeteksi dalam darahnya, dan pasangan lainnya dalam keadaan sehat.

  • HPTN-052 dimulai pada tahun 2005, pada tahun 2011 kemungkinan infeksi menurun sebesar 96%;
  • CROI-2014 dimulai pada tahun 2011, hanya dilakukan di AS, 40% pasangan adalah homoseksual, 280.000 heteroseksual dan 164.000 tindakan seksual tanpa kondom homoseksual dilacak, pada Februari 20014. Belum ada satu pun kasus infeksi pada pasangan seksual yang tercatat.

Kedua penelitian tersebut belum selesai, namun hasil awalnya sangat mengesankan.

Sudut pandang alternatif

Uang menguasai dunia. Postulat ini jelas bagi semua orang. Semua agama besar di dunia mengutuk sifat serakah, namun hal ini tidak menyelamatkan umat manusia. Golden Taurus mendominasi semua bidang aktivitas manusia.

Dalam hal keuntungan, obat-obatan berada tepat di belakang perdagangan senjata, perdagangan narkoba, kasino dan prostitusi, namun dengan risiko yang jauh lebih kecil. Nyalakan TV, separuh iklan akan dijual kepada Anda berbagai tablet, yang membantu "dari segalanya".

Misalnya, perusahaan Mitsubishi yang terkenal memproduksi segala sesuatu mulai dari mobil hingga pulpen (seorang seniman yang saya kenal hanya menggunakan pensil dari perusahaan ini). Jadi, perusahaan ini termasuk salah satu divisi Mitsubishi Chemical yang memproduksi obat-obatan. Mitsubishi Chemical-lah yang menyediakan setengah dari pendapatan seluruh korporasi. Bukan mobil, tapi pil yang menunjang kesejahteraan manajemen Mitsubishi.

Pengobatan modern telah membuat kemajuan besar dalam memeranginya penyakit paling berbahaya. Kami menang cacar, hampir musnah, kita tidak lagi mati karena wabah dan kolera. Bahkan kanker kepada manusia modern tidak seseram seratus tahun yang lalu. Dokter berhasil menguranginya tekanan arteri, mengobati serangan jantung, mentransplantasikan hingga 60% organ dan membuat prostetik yang tidak lebih buruk dari anggota tubuh asli. Secara umum, pasar telah dibongkar, area kegiatan telah dibagi...

Untuk pendatang baru bisnis farmasi sama sekali tidak ada yang bisa dilakukan. Perusahaan-perusahaan besar, yang lebih kaya dari perusahaan minyak, akan melahapnya satu atau dua kali lipat. Namun mereka juga perlu meningkatkan pendapatan mereka.

Beberapa contoh lagi. Obat antipiretik Aspirin-Bayer dikonsumsi oleh 50 juta orang Amerika yang sehat, dan obat ini konon dapat menyelamatkan mereka dari serangan jantung. Vitamin A dan E sintetis secara signifikan meningkatkan risiko kanker dan serangan jantung, meskipun vitamin alaminya sama sekali tidak berbahaya.

Jadi bagaimana kita bisa meningkatkan pendapatan pertanian sekarang? perusahaan, apakah semuanya sudah terbagi dan epidemi telah dilenyapkan? Kita perlu menciptakan ancaman. Percayalah, dalam sejarah abad ke-20 banyak terjadi penipuan yang mendatangkan keuntungan luar biasa bagi perusahaan farmasi. Ini vitamin sintetis, berbahaya bagi kesehatan), beberapa vaksin, Aspirin yang telah disebutkan, dll. Namun tipuan yang paling ambisius, tentu saja, adalah human immunodeficiency virus, yang juga dikenal sebagai infeksi HIV.

Pemerintah AS telah menghabiskan $50 miliar untuk memerangi epidemi AIDS, namun vaksin yang efektif belum ditemukan, dan obat antiretroviral membunuh orang lebih cepat daripada HIV itu sendiri. 15–20% penduduk negara-negara termiskin di Afrika dinyatakan mengidap AIDS, meskipun faktanya biaya pengobatan bulanan bagi masyarakat Afrika setidaknya sebesar 150 USD. untuk satu orang. Di Rusia dan Amerika, biaya terapi bisa mencapai $800 per bulan. Apakah Anda merasakan besarnya keuntungan kartel farmasi?

Orang pertama yang mempertanyakan hubungan antara AIDS dan HIV adalah Peter Duesberg (ahli biologi terkenal). Kembali pada tahun 1987 ia mempelajari statistik kejadian AIDS di AS dan menemukan bahwa 90% pasiennya adalah laki-laki, dan 60 - 70% di antaranya adalah pecandu narkoba, dan 30% sisanya adalah kaum gay yang aktif menggunakan semua jenis afrodisiak dan psikostimulan. ; orang kulit hitam merupakan 12% dari populasi AS, sementara sekitar 47% dari mereka terinfeksi HIV.

Perilaku virus ini tampak mencurigakan bagi Duesberg. Sekitar waktu yang sama (akhir tahun 1980-an), gerakan penolakan HIV/AIDS (pembangkang AIDS) muncul. Pendukungnya (beberapa di antaranya adalah ilmuwan terkenal dunia dan bahkan Peraih Nobel) berpendapat bahwa tidak ada hubungan antara sindrom imunodefisiensi didapat dan HIV. Para pembela paling radikal dari gerakan ini menyangkal fakta penemuan virus human immunodeficiency virus.

Berikut adalah beberapa dalil pembangkangan terhadap AIDS:

  • Adanya imunodefisiensi didapat, namun bukan disebabkan oleh HIV, melainkan oleh sejumlah faktor lain: keracunan, kecanduan narkoba, homoseksualitas, radiasi, vaksinasi, mengonsumsi obat-obatan tertentu, malnutrisi, kehamilan (pada wanita yang sering melahirkan), stres, dll.
  • Di antara mereka yang tertular melalui hubungan seksual, mayoritas adalah laki-laki homoseksual. Para penentang AIDS menjelaskan fakta ini dengan fakta bahwa sperma pria yang dimasukkan dengan cara yang tidak alami merupakan imunosupresan yang kuat. Omong-omong, gejala infeksi HIV pada wanita dan pria sama persis.
  • Kecanduan narkoba sangat merusak sistem kekebalan tubuh, sehingga pecandu narkoba meninggal karena defisiensi imun bahkan tanpa HIV. Narkoba dengan cepat merusak hati, yang fungsinya menetralkan zat beracun, terlibat dalam berbagai jenis metabolisme, dan jika fungsinya terganggu, seseorang bisa sakit dan meninggal karena apa saja.
  • Di Afrika, tiga faktor yang cukup untuk membuat diagnosis AIDS: diare, kelelahan, dan demam. Ini tidak memerlukan konfirmasi deteksi virus. Jutaan orang Afrika meninggal karena kekurangan gizi, sanitasi yang buruk, tuberkulosis, herpes simpleks, CMV, malaria dan “penyakit kemiskinan” lainnya karena melemahnya kekebalan tubuh, namun perusahaan-perusahaan besar berusaha meyakinkan kita bahwa mereka sekarat karena AIDS.
  • Sejak wabah ini dimulai, populasi Afrika meningkat dua kali lipat. Negara di Afrika yang paling terkena dampak HIV adalah Uganda, dimana sekitar 20% penduduknya diduga terinfeksi HIV, dan menunjukkan pertumbuhan populasi yang konstan.
  • Tidak ada satu penyakit pun yang berhubungan langsung dengan HIV; bila seseorang meninggal karena AIDS, berarti ia meninggal karena TBC, Pneumocystis pneumonia, Salmonella sepsis, dan lain-lain.
  • Duesberg sendiri mengemukakan teori kimiawi AIDS; ia mengklaim bahwa penyakit tersebut disebabkan oleh obat-obatan, serta banyak obat-obatan, termasuk yang digunakan dalam pengobatan HIV, setelah itu ia menjadi musuh nomor 1 di antara kartel farmasi. Dia melakukan penelitiannya dengan sumbangan sederhana dari perorangan.
  • Freddie Mercury meninggal karena AIDS pada tahun 1991, setelah berjuang melawan penyakit tersebut selama 3 tahun, dia adalah seorang homoseksual dan pecandu narkoba. Pada tahun yang sama, pemain bola basket Amerika Magic Johnson mengumumkan akhir karir olahraganya karena ditemukannya HIV dalam darahnya. Dia heteroseksual dan tidak “mencoba-coba narkoba” - dia masih hidup dan sehat.
  • Perusahaan farmasi melakukan segala cara untuk menolak penurunan harga produk mereka yang bertujuan memerangi HIV. Pasar obat-obatan ini diperkirakan mencapai $500 miliar per tahun. GlaxoSmithKline sendiri menghasilkan sekitar $160 miliar per tahun dari HIV.

Yang menarik adalah para pendukungnya teori klasik jangan mencoba untuk menyangkal secara logis dan masuk akal para pembangkang AIDS dengan menyebut mereka sebagai sektarian, dan ini secara tidak langsung membuktikan bahwa pernyataan mereka sama sekali tidak berdasar, karena sifat virus Asal usul AIDS dianggap terbukti di kalangan ilmiah.

Paradoksnya, histeria seputar HIV justru menguntungkan layanan kesehatan dalam negeri. Pekerja medis mulai lebih memperhatikan aturan sanitasi dan epidemiologi, produksi produk sekali pakai meningkat sepuluh kali lipat barang habis pakai, sikap terhadap darah telah berubah (menjadi tidak terlalu sembrono).

Saya akan menambahkan beberapa kata saya sendiri. Ingat kisah tiga puluh dua orang terinfeksi HIV di Elista pada tahun 1988; saya tidak terlalu malas untuk mengetahui nasib mereka pada tahun 2011, setengah dari mereka telah meninggal. Saya pribadi mengenal seorang perempuan yang mengidap HIV positif selama 12 tahun, mengabaikan terapi antiretroviral, terlihat cukup sehat dan belum berencana untuk meninggal.

Kesimpulan IMHO pribadi saya dari penjelasan di atas adalah sebagai berikut: HIV memang ada, tetapi hubungannya dengan AIDS tidak jelas, tapi masalah ini terlalu dibesar-besarkan oleh kartel farmasi dengan tujuan egois. Tanyakan pada diri Anda, apakah Anda akan melakukan hubungan seksual tanpa pengaman dengan pasangan yang mengaku mengidap HIV? Jadi saya tidak akan melakukannya, itu menakutkan...

Memuat...Memuat...